Logo

ALERGI HIDUNG

ALERGI HIDUNG

Hidung, seperti juga organ tubuh yang lain, bisa mengalami proses peradangan. Peradangan pada hidung bisa dikarenakan infeksi maupun bukan infeksi.

 

Alergi hidung atau rinitis alergi, merupakan salah satu penyakit peradangan hidung yang bukan karena infeksi. Alergi hidung terjadi pada orang-orang yang sensitif yang mendapat paparan bahan alergi (alergen) spesifik yang berulang, sehingga akan terjadi reaksi alergi. Reaksi alergi timbul pada pasien sensitif yang telah mendapat paparan alergen spesifik sebelumnya. Pada paparan pertama belum dapat menimbulkan terjadinya reaksi alergi.  

Pembagian alergi hidung
    Alergi  hidung berdasarkan musim dibagi menjadi seasonal dan perenial. Alergi hidung seasonal bila keluhan alerginya timbul pada musim-musim tertentu saja, sedangkan alergi hidung perenial bila timbul sepanjang musim atau tidak tergantung musim. Pembagian ini sering digunakan pada negara-negara yang memiliki 4 musim.
    Pembagian lainnya adalah berdasarkan menetap atau tidaknya alergi hidung. Alergi hidung dikatakan menetap (persisten) bila keluhannya timbul lebih dari 4 hari per minggu atau lebih dari 4 minggu, dan dikatakan tidak menetap (intermiten) bila keluhannya kurang dari 4 hari per minggu atau kurang dari 4 hari.
    Pembagian yang paling sering digunakan adalah berdasarkan berat ringannya gejala. Dikatakan ringan apabila tidak terdapat salah satu dari hal-hal sebagai berikut; gangguan tidur, gangguan/malas beraktivitas, gangguan pekerjaan/sekolah atau keluhan dirasakan mengganggu. Dikatakan sedang-berat apabila terdapat salah satu atau lebih dari hal-hal sebagai berikut; gangguan tidur, gangguan/malas beraktivitas, gangguan pekerjaan/sekolah atau keluhan dirasakan mengganggu.

Diagnosis
    Diagnosis alergi hidung ditegakkan atas dasar keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Keluhan yang paling khas penderita alergi hidung adalah bersin yang bertubi-tubi, 5 kali atau lebih  setiap kali bersin. Keluhan lain dapat berupa hidung buntu, lendir encer dan jernih, hidung dan mata gatal, mata merah, mata berair, serta keluhan-keluhan hidung yang lain.
    Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada selaput lendir hidung dan berwarna pucat. Bisa juga didapatkan allergic shiner (warna kehitaman di sekitar mata), allergic sallute (menggosok-gosok punggung hidung), allergic crease (garis hitam pada punggung hidung).
    Diagnosis pasti alergi hidung ditegakkan dengan tes alergi. Tes alergi dilakukan dengan cara mengujikan alergen -- biasanya dengan uji cukit kulit -- pada penderita yang dicurigai menderita alergi. Dengan tes alergi, seseorang dapat diketahui menderita alergi atau tidak. Bila menderita alergi, dapat pula diketahui alergen spesifiknya pada orang tersebut. Terkadang diperlukan pula pemeriksaan penunjang lain, misalnya CT Scan, endoskopi, dan lain-lain apabila ada kecurigaan terdapat kelainan lain pada penderita tersebut.

Penanganan alergi hidung
    Penanganan alergi hidung yang utama adalah mencegah kontak dengan alergen. Alergi hidung derajat ringan biasanya belum memerlukan penanganan khusus. Alergi hidung ringan cukup menghindari alergennya saja. Apabila penderita bisa menghindari alergennya, biasanya yang bersangkutan tidak akan terkena serangan alergi.
    Penderita alergi hidung derajat sedang-berat biasanya memerlukan pengobatan, di samping menghindari kontak alergen. Obat yang diberikan adalah obat anti alergi (antihistamin), serta obat-obat simtomatik (obat untuk keluhan-keluhan) lainnya. Apabila dengan cara tersebut keluhannya tidak berkurang, maka penderita dapat dianjurkan menjalani imunoterapi atau desensitisasi.
    Alergi hidung bila telah mengalami komplikasi, maka selain penanganan terhadap alerginya juga harus dilakukan penanganan terhadap komplikasinya. Komplikasi alergi hidung yang sering ditemukan antara lain sinusitis, polip hidung dan radang telinga tengah (otitis media).
    Di antara penanganan-penanganan tersebut yang terbaik adalah menghindari alergennya. Sampai saat ini, belum didapatkan pengobatan alergi hidung yang benar-benar membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

Bagaimana cara mencegah kontak dengan alergen?
    Ada banyak bahan alergi (alergen), yang dapat menyebabkan terjadinya alergi hidung. Alergen-alergen tersebut antara lain debu rumah, tungau, serpihan bagian tubuh/bulu kecoa, anjing, kucing, serbuk bunga, dan lain-lain. Untuk mengetahui jenis alergen spesifik yang membuat seseorang terkena alergi hidung, perlu dilakukan tes alergi. Setelah diketahui alergen spesifiknya, maka penderita dapat menghindari kontak dengan alergen tersebut.
    Di samping hal tersebut di atas, tidak kalah pentingnya adalah membiasakan berperilaku hidup yang sehat, misalnya saat membersihkan rumah tidak dengan cara menyapu atau menggunakan sulak, melainkan dengan menggunakan penghisap debu, lantai langsung dipel atau menggunakan lap basah untuk membersihkan perabot rumah.     Penderita juga harus menghindari penggunaan barang-barang yang mengikat debu, misalnya karpet, tirai beludru, boneka dan lain-lain. Bahan-bahan iritan yang dapat mencetuskan/memperparah alergi hidung juga perlu dicegah atau dihindari, misalnya suhu dingin, asap, bau yang sangat menyengat, dan lain-lain

Saran
    Apabila diri kita merasa menderita alergi hidung, maka sebaiknya dicegah supaya penyakit yang kita derita tersebut tidak menjadi semakin berat atau timbul komplikasi yang tidak kita inginkan. Alergi hidung yang memberat atau terjadi komplikasi akan sangat mengganggu serta membuang banyak waktu dan biaya.
    Untuk mencegah alergi hidung menjadi semakin berat atau timbul komplikasi, dapat dilakukan dengan cara menghindari alergen, berperilaku hidup sehat dan mencegah hal-hal yang dapat mencetuskan timbulnya alergi hidung.  r

(dikutip dari berbagai sumber)  
 
 {oleh : Dr. Wahyu BM, Sp. THT}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 22 (APRIL-JUNI 2010)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev KETIKA BAHU MENJADI BEKU
Next WORKSHOP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KESEHATAN

Tinggalkan Komentar