Logo

BAHAYA FORMALIN BAGI KESEHATAN

BAHAYA FORMALIN BAGI KESEHATAN

Sekitar 21 juta ton formalin diproduksi setiap tahun di seluruh dunia. Sejak 2004, China dikenal sebagai produsen-konsumen formalin terbesar di dunia, mengalahkan USA. Formalin telah ditetapkan badan dunia (IARC, NTP, EPA) sebagai penyebab kanker (Nasofaring dan Leukemia) pada manusia.

 

     Formalin (formaldehyde) adalah gas tidak berwarna, berbau tajam-iritatif. Formalin larut dalam alkohol dan aseton serta mudah bercampur dengan air.
Formalin dipergunakan pada industri farmasi, kimia, mebel, medis, tekstil, konstruksi, komponen bahan pembersih permadani, antiseptik, produk fiber glass, semir sepatu, cairan pembersih piring, lem, pernis, pelembut kain, bahan pengawet makanan dan mayat. Formalin juga dipakai sebagai antimikroba di produk kosmetik, termasuk sabun, sampo, produk perawatan kuku-rambut, deodoran, lotion, make-up, obat kumur.
     Studi epidemiologi mengungkapkan; orang dewasa yang terpapar formalin berisiko terkena kanker saluran pernapasan, radang-gangguan saluran pencernaan. Formalin bila terhirup anak menyebabkan iritasi (mata, saluran pernapasan, kulit) dan asma. Pada kasus berat, formalin menyebabkan hipotensi, aritmia, pola napas tidak teratur, resah-gelisah, tidak sadar, koma, hingga kematian.
      Kadar (0,1-0,5 ppm) formalin terdeteksi indra manusia, kadar (0,5-1 ppm) menyebabkan iritasi mata, dan (>1 ppm) mengiritasi hidung-tenggorokan. Kadar (20-100 ppm) formalin menyebabkan dada sesak-nyeri, detak jantung tak teratur, paru-paru iritasi dan bengkak, kematian. Minum 30 mL (2 sendok makan) formalin juga berakibat fatal.  
      Tragedi terkait formalin dijumpai di berbagai negeri dan profesi. Riset di Italia, Denmark, USA, Taiwan, Turki tahun 1993-2003 menemukan paparan (0,04-3,48 ppm) formalin pada pekerja mebel, kimia, pegawai kantor, mekanik, tukang listrik, tukang bersih-bersih rumah, pemadam kebakaran, teknisi laboratorium.
      Di New York, orang yang tinggal serumah dengan perokok terpapar 30-67 μg formalin. Di Australia, kadar formalin (> 0,09 ppm) dalam ruangan meningkatkan kejadian asma pada anak. Di China, 66 pekerja industri kimia yang terpapar langsung formalin dilaporkan mengalami gangguan kornea, membran mukosa hidung, dan faring. Di Perancis, menghirup 1 ppm formalin meningkatkan sensitivitas terhadap alergen pada penderita asma. Di Finlandia, ibu hamil yang bekerja di laboratorium patologi/histologi selama lebih dari 3 hari/minggu yang terpapar formalin mengalami keguguran spontan. Di pabrik makanan, lebih dari 70% pekerja wanita yang terpapar (0,67-4,5 ppm) formalin mengalami gangguan siklus haid. Pengajar anatomi yang terpapar (0,41-3,2 ppm) formalin menderita nyeri-gangguan haid. Di pabrik farmasi, 17 pegawai yang sering menghirup uap formalin mengalami iritasi mata, mata terus berair, bersin-bersin, batuk-batuk, dada sesak dan terasa terbakar, demam, lesu, hilang selera makan. Di lahan pertanian jamur, dua pertiga pegawai yang terpapar (0,49-3 ppm) formalin menderita dermatitis. Reaksi alergi kulit juga dijumpai pada dokter, dokter gigi, perawat, pekerja (kosmetik, tekstil, konstruksi) yang sering terpapar formalin.
      Formalin memasuki tubuh manusia melalui rute inhalasi (terhirup), ingesti (tertelan), dan absorbsi (kontak mata/kulit). Sebagian besar jaringan tubuh mampu memecah formalin menjadi formate, senyawa kimia nontoksik, lalu dikeluarkan saat berkemih dan dihembuskan setelah dikonversi ke karbondioksida. Namun, paparan dalam jangka waktu lama (kronis), berpotensi: pusing, vertigo, gangguan tidur, kehilangan ingatan/memori, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), perubahan seluler, kerusakan fungsi paru-paru, penurunan leukosit, trombosit, hemoglobin, kerusakan DNA dan kromosom, gangguan reproduksi dan perkembangan janin.
Diperlukan kebijakan, peraturan, dan pengawasan ketat mengingat bahaya formalin dapat mengenai siapapun dan dimanapun.

{oleh : dr. Dito Anurogo, dokter digital, penulis 17 buku, berkarya di IYHPS, tinggal di Semarang}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 42 (APRIL-JUNI 2015)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev TIGA KEBIJAKSANAAN HIDUP YANG SEDERHANA BERPIKIR, BERKATA, DAN BERTINDAK
Next PENGGANTIAN KEHILANGAN GIGI DENGAN IMPLAN GIGI

Tinggalkan Komentar