Salah satu momok perempuan pasca menopause adalah osteoporosis, atau tulang keropos. Mengapa? Secara alamiah, kadar estrogren pada perempuan akan menurun dan kalau tidak diantisipasi jauh-jauh hari, bisa berakibat keropos tulang yang cukup parah. Antisipasinya sederhana saja, konsumsi saja daun gedi. Apa itu?
MEMANG rada PR untuk mencarinya. Tapi kalau melihat dan tahu khasiatnya, Anda tak akan merasa rugi mendapatkannya. Tanaman Gedi bernama ilmiah abelmoschus manihot yang berasal dari keluarga species Malvaceae, yaitu spesies yang sama dengan tanaman kembang sepatu. Tanaman ini awalnya berasal dari daratan Cina, yang kemudian menyebar ke kawasan India dan negara lain di Asia. Tingginya bisa mencapai 1,2 sampai 1,8 meter,dan jika sudah tua pohon ini akan berambut.
Daunnya berwarna hijau dengan bentuk seperti jari dan mirip daun singkong. Bunganya berwarna putih kuning cerah, dengan bentuk mirip bunga waru. Daun gedi ini memang sulit ditemukan jika Anda tinggal di pulau Jawa,dan banyak ditemui di pulau Sulawesi khususnya Manado.Umumnya dipakai untuk menambah kesedapan pada masakan.
Dari penelitian atau riset yang sudah banyak dilakukan secara ilmiah, selain osteoporosis, daun Gedi bisa mengatasi demam, rasa sakit dan pembengkakan pada gangguan rematik, hemoroid dan abses. Hasil riset menunjukan bahwa senyawa golongan polifenol dan flavonoid di dalamnya bisa mengatasi keluhan tersebut. Selain itu sekadar tambahan, kandungan flavonoid-nya bisa juga untuk mengobati diabetes dan gangguan ginjal.
Tanaman yang nyaris diabaikan kalau kita melihatnya di semak-semak ini, ternyata punya kekuatan “superhero” untuk banyak penyakit.
*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 44 (OKTOBER-DESEMBER 2015)