Logo

GADIS KECIL PEMBAWA HARAPAN BAGI SANG JENDRAL

GADIS KECIL PEMBAWA HARAPAN BAGI SANG JENDRAL

Kisah seorang Jenderal bernama Naaman dari negeri Aram kurang lebih 2.850 tahun yang lalu yaitu dijaman nabi Elisa (masa tugas nabi Elisa tahun 892-832 SM) banyak memberi inspirasi rohani bagi setiap pembaca maupun pendengarnya. Salah satunya adalah sebagaimana thema kita hari ini “Gadis kecil pembawa harapan bagi sang Jenderal”. Betapa tidak!

 


    Disebutkan disana bahwa Naaman, seorang Panglima atau Jenderal dari sebuah negara bernama Aram merupakan seorang yang sangat terpandang, disegani, dihormati, dibanggakan oleh semua kalangan di negerinya, baik oleh rakyat, keluarga bahkan rajanya sendiri. Dalam penampilannya yang gagah, ternyata dia mengalami sebuah penyakit yang sangat mengerikan yaitu kusta. Tentunya segala usaha atau ikhtiar telah dilakukan begitu rupa, namun belum juga mendatangkan hasil. Hari lepas hari penderitaannya tentu semakin dirasakan, bukan hanya oleh dirinya sendiri namun juga oleh keluarganya, rakyatnya dan juga rajanya. Sebagai manusia biasa jikalau segala usaha telah dilakukan tetapi belum juga mendatangkan hasil tentu dapat mengalami keputusasaan, semakin tipis harapan yang ada pada dirinya maka lama kelamaan, hilang pula harapannya untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakitnya. Tak terkecuali bagi Naaman.
    Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi, seorang anak perempuan yang pernah dibawa sebagai tawanan dari negeri Israel dan sekarang menjadi pelayan di rumah Naaman berkata kepada isterinya, “Sekiranya tuanku meñghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dan penyakitnya”. Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya :“ Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari  Israel itu.” Maka jawab raja Aram :“ Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja lsráèl” (II Raja-Raja 5:3-5).
    Berita yang dibawa oleh anak perempuan dari Israel tersebut langsung direspon dengan sangat positif oleh istri Naaman, Naaman sendiri dan juga raja Aram. Berita itu sungguh membangkitkan semangat dan memberi harapan besar bagi mereka. Semangat yang tadinya sudah tidak ada, impian untuk sembuh telah musnah, masa depan tak secerah dulu lagi, harapan sirna sudah diganti dengan kebangkitan yang luar biasa. Bangkit semangatnya, bangkit impiannya, bangkit harapannya. Walaupun dalam kisah selengkapnya Naaman sempat mengalami keragu-raguan, kekesalan hati, kemarahan, ketidaksabaran, kesalahpahaman, dan sebagainya ( II Raja-Raja 5: 6-13 ), pada akhirnya ia menuruti apa yang diperintahkan oleh nabi Elisa yaitu membenamkan tubuhnya ke dalam sungai Yordan sebanyak tujuh  kali. Seketika itu pula Naaman menjadi tahir, artinya mengalami kesembuhan dengan tidak meninggalkan bekas-bekas luka kusta sedikitpun pada tubuhnya.
    Puji Tuhan ! sesuatu yang tidak masuk akal terjadi dalam diri sang Jenderal, sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil bagi Tuhan Sang Pencipta. Pergumulan batin antara sakit dan sembuh, ménurut dan menolak, meninggikan diri dan merendahkan diri, percaya atau tidak, pada akhirnya kemenangan diperoleh atas dasar percaya serta melakukan perintahNya dengan penuh pengharapan kepadaNya tanpa memikirkan antara logika dan jabatan.
    Saudara-saudara yang kekasih, melalui kisah ini, penulis ingin sampaikan beberapa hal penting untuk menjadi perenungan bagi kita semua manakala membaca tulisan ini dengan seksama yaitu:
    Pertama, banyak orang yang punya masalah seperti Naaman, sudah berusaha mengatasi masalahnya dengan segala cara tetapi belum juga kunjung selesai. Akhirnya tak lagi punya semangat hidup. Harapannya kosong, masa depan tiada lagi.
    Kedua, Saudara mungkin ditempatkan oleh Tuhan seperti anak perempuan, pelayan Naaman. Engkau berada di tengah-tengah orang yang sedang mengalami berbagai persoalan ataupun sakit. Bawalah kepada mereka berita pengharapan, doa pemberi semangat, nasehat untuk tidak berputus harap.
    Ketiga, pada jaman itu, penyakit Naaman yaitu kusta belum ada obatnya. Kalaupun usaha manusia terbatas, tetapi kuasa Tuhan tidak ada batasnya untuk berbuat sesuatu bagi orang yang menaruh percaya padaNya. Menurut manusia mustahil tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
    Keempat, Tuhan sanggup menyembuhkan Naaman pada masa lebih dari 2.850 tahun yang lalu. Hari ini, besok dan seterusnya Tuhan sanggup menyembuhkan penyakit apapun juga karena Ia adalah setia, kuasaNya tidak berubah: dahulu, sekarang dan selama-lamanya.
    Akhirnya, penulis berharap kiranya setiap pembaca mendapatkan berkat lewat tulisan ini dan jika saudara diberkati, sampaikan berita ini kepada orang lain agar mereka juga mendapatkan berkat.Amin !!!

 

{oleh : Pdt.Z.S. Djoko Poernomo, S.Th}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 32 (OKTOBER-DESEMBER)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev LAKUKANLAH HAL-HAL YANG KECIL DENGAN CINTA YANG BESAR
Next BATUK DAN SESAK NAPAS

Tinggalkan Komentar