Logo

KANKER LEHER RAHIM APAKAH BISA DICEGAH

KANKER LEHER RAHIM APAKAH BISA DICEGAH

Seorang ibu bertanya balik kepada dokternya ketika dokter itu mengatakan bahwa ia telah menderita kanker leher rahim berdasarkan hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilakukan. Ibu tadi bertanya dengan wajah yang cemas dan nada yang penuh ketidak-percayaan: “Kanker leher rahim dok?” “Iya betul, kanker leher rahim, bu”

Itulah sepenggal percakapan seorang dokter spesialis kandungan dengan seorang ibu, yang berumur 47 tahun di ruang prakteknya. Ibu ini begitu takut mendengar penyakit kanker ganas telah terjadi pada dirinya. Begitu juga suaminya; langsung lemas dan hanya bisa terdiam, karena  memikirkan akibat penyakit yang ganas itu.
    Memang pasangan itu sudah mencurigai penyakit itu telah terjadi pada sang istri, karena ketika berhubungan, selalu mengeluarkan darah. Maka dari itu mereka telah memutuskan untuk memilih periksa ke dokter kandungan. Ternyata apa yang mereka curigakan dan takutkan benar-benar terjadi. Apa lagi kakak kandung ibu tadi meninggal dunia setelah beberapa bulan didiagnosis dokter menderita kanker leher rahim. Jadi memang beralasan apabila pasangan suami istri tadi mengalami ketakutan.

Permasalahan kanker leher rahim
    Kanker leher rahim menjadi ancaman serius bagi kaum perempuan terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia, kanker jenis ini menduduki urutan pertama berdasar frekuensi kejadian dan tercatat sebagai pembunuh nomor satu kaum wanita. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Selain itu, lebih dari 70 persen kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut.
    Angka kematian akibat kanker leher rahim masih sangat tinggi. Perlu dicatat pula bahwa kanker leher rahim merupakan kanker paling mematikan nomor tiga didunia pada wanita setelah kanker payudara dan paru - paru. Delapan puluh lima persen kematian akibat kanker serviks terjadi di negara berkembang, karena kurang tersedianya program screening bagi wanita. Sebenarnya program screening ini dapat mendeteksi tanda-tanda perkembangan sel yang abnormal secara dini, sehingga memungkinkan perawatan secara lebih dini dan cepat, sehingga dapat menekan angka kematian akibat kanker ini.

Gejala dan tanda Kanker Leher Rahim
     Pada stadium awal, sering kali kanker leher rahim tidak menimbulkan gejala dan tanda sehingga orang merasa sehat-sehat saja. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker , barulah muncul gejala-gejala sebagai berikut: pendarahan vagina yang tidak normal seperti : pendarahan di antara periode menstruasi, menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, terjadinya pendarahan setelah hubungan seksual atau setelah pemeriksaan dalam. Pada kanker yang sudah lanjut akan bisa terjadi perdarahan spontan, sehingga akan terjadi perdarahan terus menerus. Tanda lainnya bisa berupa keputihan dan rasa tak nyaman saat melakukan hubungan seksual. Tanda awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal yang dapat ditemukan melalui tes Pap Smear.

Penyebab Kanker Leher Rahim    
    Saat ini telah diketahui bahwa kanker leher rahim ternyata sangat erat kaitannya dengan virus, yaitu HPV (Human Papilloma Virus). Human Papilloma Virus sering menyerang alat reproduksi wanita. Virus ini mengandung protein tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel-sel leher rahim, sehingga sel-sel leher rahim berjalan tanpa kontrol, tumbuh menjadi sel ganas.
    Lebih dari 95 persen kanker leher rahim disebabkan oleh virus ini. Penyebab lainnya bisa karena sering melahirkan, merokok, kontrasepsi hormonal, penyakit hubungan seksual, dan faktor nutrisi.
Setiap wanita berisiko terhadap infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui hubungan seksual. Transmisi virus ini tidak tergantung dari adanya penetrasi namun cukup melalui sentuhan kulit di daerah genital sudah bisa menyebabkan terjadinya transmisi virus dari pasangan seksualnya. Ini berarti setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki risiko untuk terkena infeksi HPV. Maka dari itu infeksi virus ini paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun), saat aktivitas seksual dimulai.  
    Mereka yang berhubungan seksual pada usia sangat muda (di bawah 20 tahun) serta sering berganti pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV. Terdapat peningkatan dua kali lipat pada perempuan yang mulai berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun. Juga meningkat pada perempuan dengan pasangan seksual yang multiple. Namun perlu diingat bahwa setiap perempuan berisiko untuk terinfeksi HPV walaupun setia pada satu pasangan. Karena pria yang terinfeksi HPV akan menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita pasangannya.
Memang terjadinya kanker serviks pada wanita  yang telah terinfeksi oleh HPV tidak langsung terjadi saat itu juga, tetapi perubahan dari sel normal menjadi kanker akibat infeksi HPV memerlukan waktu sekitar 10-30 tahun.

Pencegahan
    Mengingat ada faktor infeksi oleh virus yang menjadi penyebabnya, maka kanker ini merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah. Saat ini sudah tersedia vaksin yang bisa dipakai untuk mencegah kanker ini, dengan cara mencegah agar HPV (human papilloma virus) tidak menginfeksi leher rahim.
    Sebelum ditemukan vaksin, pencegahan yang dilakukan adalah dengan pencegahan yang sifatnya sekunder, yaitu dengan deteksi dini melalui pap smear, yang diteruskan dengan terapi lesi pra kanker.
    Pencegahan dengan menggunakan vaksin disebut sebagai upaya pencegahan secara primer, yaitu dengan mencegah terjadinya infeksi oleh HPV. Pencegahan dengan cara ini merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif. Karena infeksi virus sangat memungkinkan untuk dicegah dengan vaksinasi.         Penemuan vaksin HPV merupakan salah satu kunci utama yang sangat penting pada pencegahan terjadinya infeksi HPV, yang berarti pula mencegah terjadinya kanker leher rahim. Tetapi perlu diingat bahwa setelah vaksinasi bukan berarti tes Pap Smear tidak dibutuhkan. Tes Pap Smear harus dilakukan secara teratur sesuai dengan nasehat dokter untuk mendeteksi secara dini adanya sel-sel abnormal pada leher rahim sebelum berkembang menjadi pra-kanker atau kanker.
    Vaksin ini bisa diberikan pada perempuan usia 10 – 55 tahun. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Kalau sedang hamil vaksinasi harus ditunda setelah persalinan. Boleh diberikan pada ibu menyusui. Tetapi pencegahan akan lebih efektif apabila pemberian vaksin dilakukan sedini mungkin sebelum seseorang aktif melakukan hubungan seksual, yaitu pada umur 10 tahun, sebelum terinfeksi oleh HPV. Vaksin diberikan dengan cara suntikan, sebanyak tiga kali. Jarak suntikan pertama dan kedua 1 bulan, suntikan ke tiga diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.  
    Pencegahan lainnya bisa dilakukan dengan menghilangkan risiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap HPV, memperbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yaitu yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan vitamin E.
    Penemuan vaksin ini tentu menjadi harapan yang sangat baik untuk menekan kejadian kanker leher rahim yang mematikan ini. Bagi anda yang mempunyai anak perempuan yang sudah berumur 10 tahun, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk bisa diberikan vaksin ini. Anda bisa memintanya di dokter spesialis anak (bila anak perempuan anda berumur 10 – 15 tahun) atau ke dokter spesialis kandungan (bila anak perempuan anda berumur lebih dari 15 tahun).
    Memang kita tidak akan pernah tahu apakah anak perempuan kita kelak akan menderita kanker leher rahim atau tidak. Sebagai orang tua tentu kita tidak ingin penyakit ini terjadi pada anak kita.  Maka dari itu upaya pencegahan dengan vaksinasi merupakan tindakan yang paling tepat.

 

{ Oleh : dr. Sedyo Wahyudi, Sp. A }

*Dimuat dalam Majalah KAsih Edisi 15 ( JULI - SEPTEMBER 2008 )

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev MEMBANGUN CRM YAKKUM
Next PERTEMUAN PERHUMAS RS KOTA SEMARANG DAN SEKITARNYA

Tinggalkan Komentar