Logo

KENALI DAN ATASI HIPERTENSI SILINCE KILLER

KENALI DAN ATASI HIPERTENSI SILINCE KILLER

Karena jarang memiliki gejala yang jelas, hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal sebagai “pembunuh diam-diam”(Silence killer). Jika dibiarkan saja, penyakit tekanan darah tinggi akan meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit lain seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, retinopati, dan gagal ginjal. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah Anda. Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter untuk memeriksanya. Gejala pada hipertensi biasanya tanpa gejala dan baru akan muncul jika tekanan darah sangat tinggi.

 

Penderita Hipertensi di Indonesia
    Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi ternyata cukup tinggi, yaitu sebesar 25,8 persen. Ini berarti di Indonesia     1 dari 3 orang dewasa mengidap hipertensi. Dari semua penderita hipertensi di Indonesia, hanya 25% saja yang terdiagnosis. Ini berarti 3 dari 4 orang yang mengidap tekanan darah tinggi, tidak tahu bahwa mereka mempunyai kondisi tersebut. Lebih bahayanya lagi, kurang dari 25% pengidap hipertensi mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Hal ini membuat hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia melalui komplikasi ginjal, stroke dan penyakit jantung.

GEJALA HIPERTENSI
    Banyak orang mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi tanpa menyadarinya karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang jelas. Orang dewasa harus memeriksakan tekanan darah setidaknya sekali dalam  setahun. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda menderita tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah.
    Dalam beberapa kasus, saat seseorang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, dia bisa mengalami gejala seperti:

  • Sesak napas
  • Leher cengeng
  • Sakit  Kepala berkepanjangan
  • Mimisan    
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda
  • Mual dan muntah

    Kunjungi dokter secepatnya jika Anda mengalami gejala-gejala di atas karena tekanan darah tinggi yang tidak diatasi bisa mengarah kepada penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung.

DIAGNOSIS HIPERTENSI
    Hipertensi adalah keadaan tekanan darah ≥ 140 mmHg sistolik dan atau ≥ 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi.
    Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda menderita hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah dengan memeriksa tekanan darah. Jika Anda lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi, Anda dianjurkan untuk memeriksa tekanan darah lebih sering, sebaiknya setahun sekali. Pemeriksaan tekanan darah bisa dilakukan oleh seorang dokter atau tenaga medis profesional lain. Jika Anda memiliki perlengkapan sendiri, pemeriksaan bisa dilakukan di rumah.

PENGOBATAN HIPERTENSI
   Perubahan pada gaya hidup dan konsumsi obat anti-hipertensi bisa menjadi langkah yang efektif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Tingginya tekanan darah dan risiko pasien untuk mengalami penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, serta adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan gangguan ginjal, akan menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
    Jika tekanan darah Anda sangat tinggi (180/110mmHg atau lebih), harus dilakukan perawatan secepatnya. Mungkin diperlukan juga tes lebih lanjut, tergantung kepada kondisi kesehatan Anda.
    Jika tekanan darah Anda mencapai 140/90mmHg atau lebih dan telah dikalkulasikan bahwa Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular pada 10 tahun ke depan, maka Anda perlu mengkonsumi obat-obatan dan melakukan beberapa perubahan gaya hidup agar lebih sehat.

Perubahan Gaya Hidup
    Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya hanya dari beberapa minggu setelah memulainya.

  • Mengkonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang, termasuk makan banyak buah-buahan segar dan sayuran
  • Kurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
  • Lebih aktif. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.
  • Menurunkan berat badan.
  • Berhenti merokok. Merokok sangat meningkatkan peluang Anda menderita penyakit jantung dan paru-paru
  • Mengurangi konsumsi minuman keras.
  • Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain seperti cola.
  • Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan tekanan darah Anda.
  • Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan manajemen stres.

    Dengan disiplin dalam menerapkan gaya hidup sehat, dampak positif dalam tekanan darah Anda bisa terlihat secara signifikan. Beberapa penderita bahkan menjadi tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan sama sekali karena perubahan gaya hidup mereka telah berhasil menurunkan tekanan darah menjadi normal.

Pengobatan
    Dalam beberapa kasus hipertensi, pasien kadang perlu mengkonsumsi obat-obatan untuk seumur hidup. Tapi jika tekanan darah telah terkendali dalam bertahun-tahun, Anda mungkin boleh secara bertahap menurunkan dosis pengobatan.
    Namun demikian ada beberapa penderita yang mungkin perlu mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat. Kadang diperlukan kombinasi beberapa jenis obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.
    Semua jenis obat-hipertensi memiliki efek samping. Jika seorang penderita tidak dapat mengatasi atau merasa sangat terganggu dengan efek samping dari obat tertentu, dia bisa dengan mudah memilih jenis obat anti-hipertensi lain yang tersedia.

KOMPLIKASI HIPERTENSI
Penyakit Kardiovaskular
    Berbagai penyakit pada jantung dan pembuluh darah (secara medis dikenal sebagai penyakit kardiovaskular) bisa muncul karena tekanan darah tinggi. Termasuk di antaranya:
Serangan jantung: terjadi ketika pasokan darah ke jantung tiba-tiba terhalang
Stroke: muncul ketika pasokan darah ke bagian otak terhenti
Aneurisma: muncul ketika dinding pembuluh darah pecah menyebabkan pendarahan

Penyakit Ginjal
    Pembuluh darah kecil pada kedua ginjal bisa rusak akibat tekanan darah tinggi sehingga menghalangi ginjal untuk berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa gejala berikut ini:

  • Sesak napas
  • Kulit terasa gatal-gatal
  • Pergelangan kaki, kaki, atau tangan membengkak (karena menumpuknya air dalam tubuh)
  • Kelelahan
  • Darah dalam urin
  • Kencing lebih sering, terutama saat malam hari atau sulit kencing

    Penyakit ginjal bisa dirawat menggunakan kombinasi obat-obatan dan suplemen makanan. Dialisis/cuci darah (proses pembersihan kotoran di dalam darah) akan dilakukan untuk kondisi yang lebih serius atau bisa juga dilakukan transplantasi ginjal.

PENCEGAHAN HIPERTENSI
    Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bernutrisi, olahraga teratur, tidak merokok, dan menghindari minuman keras bisa mencegah tekanan darah tinggi.

Makanan
    Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya akan serat seperti roti gandum dan beras merah. Selain itu, buah dan sayuran yang tinggi kandungan seratnya juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Usahakan untuk mengonsumsi buah dan sayuran secukupnya.
    Kurangi konsumsi garam di dalam makanan Anda. Usahakan untuk makan kurang dari 6 gram garam per hari, yaitu sekitar satu sendok teh. Garam dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Makin banyak makan garam, maka makin tinggi tekanan darah Anda.

Berat Badan
    Mengurangi berat badan hanya beberapa kilo akan membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan. Jantung akan bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh ketika Anda memiliki berat badan yang berlebih. Risiko tekanan darah tinggi akan meningkat.

Olahraga
Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga, dan beraktivitas secara teratur perlu dilakukan. Hidup aktif juga bisa membantu menurunkan berat badan Anda.
Setiap minggu, bagi orang dewasa beraktivitas dengan intensitas menengah seperti bersepeda atau jalan cepat, setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam. Aktivitas yang dilakukan harus membuat Anda berkeringat dan sedikit kehabisan napas. Bagi orang gemuk, berjalan mendaki sudah bisa merasakan efek itu. Olahraga apa pun bisa termasuk dalam aktivitas fisik, bahkan berjalan atau merawat taman.

Terapi Relaksasi
Tekanan darah bisa dikurangi dengan terapi relaksasi dan olahraga:
Yoga, meditasi, atau manajemen stress
Terapi Perilaku Kognitif (CBT), berfokus pada bagaimana pikiran dan keyakinan bisa mempengaruhi cara Anda merasakan dan menghadapi masalah. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai cara mendapatkan terapi ini.

Minuman keras
    Risiko tekanan darah akan meningkat jika Anda mengkonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan.
    Kandungan kalori yang tinggi di dalam alkohol juga bisa menambah berat badan Anda. Dengan kata lain bisa menjadikan risiko tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Merokok
Seperti halnya tekanan darah tinggi, merokok bisa membuat arteri Anda menyempit. Merokok tidak menyebabkan tekanan darah tinggi secara langsung, tapi membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke.
Jika Anda merokok dan memiliki tekanan darah tinggi, arteri Anda akan menyempit lebih cepat dan risiko terkena penyakit jantung atau paru-paru akan meningkat secara drastis.

Kafein
    Kurangi konsumsi minuman seperti kopi, teh, cola , dan minuman berenergi lain yang mengandung banyak kafein. Yang lebih penting, sebaiknya sumber cairan Anda tidak hanya berasal dari minuman di atas. Karena minum lebih dari tiga cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko tekanan darah Anda. Teh dan kopi tetap bisa menjadi bagian dari diet yang berimbang.
    Untuk lebih jelasnya tentang hipertensi dan cara mengatasinya dapat berkonsultasi di poliklinik umum ataun spesialis di RS Panti Wilasa “Dr Cipto” Semarang.

 

{oleh : dr. Yoseph Chandra., M.Kes}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 42 (APRIL-JUNI 2015)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev KEBERANIAN MENGHADAPI KEHIDUPAN
Next SEMBELIT : SEPELE TAPI MENGGANGGU

Tinggalkan Komentar