Logo

MENGAPA KITA TERJATUH

MENGAPA KITA TERJATUH

 Saat itu, segera saya masuk ke kamar saya, terdiam, menangis dan saya berteriak kepada Tuhan :
”Mengapa .....???, God....Why?”
Reaksi, sikap dan pertanyaan itu terlontar begitu saja saat saya menerima surat dari Universitas Gadjah Mada, pemberitahuan bahwa saya tidak diterima di Fakultas Kedokteran saat UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, tahun 1995). Demikian pula itu pertanyaan yang sama saat saya ditinggal pergi oleh kekasih saya.

 

      Dan tentunya masih ada banyak peristiwa-peristiwa yang pernah masing-masing kita alami, yang tentunya jauh lebih berat daripada kedua contoh hal di atas. Ada seseorang yang kehilangan pekerjaannya, ada orang yang mengalami sakit yang hebat seperti kanker, ada orang yang pasangan hidupnya meninggal, ada orang yang dikhianati pasangan hidupnya dan berbagai macam peristiwa lainnya.
Ya, ada banyak hal yang kita tidak mengerti, Tuhan ijinkan terjadi di dalam kehidupan kita, membuat seakan-akan kita berteriak dan protes kepada Sang Empunya Khalik. Seakan dan seolah-olah kita sudah berusaha untuk hidup di jalanNya, menjalankan perintah-perintahNya, bahkan kita sudah berbuat banyak kebaikan kepada orang lain, namun masih saja ada ujian hidup yang Ia ijinkan terjadi di kehidupan kita.
      Tidak mudah memang untuk memahami apa yang Tuhan mau di kehidupan kita, seakan kita mencoba meraba kemauanNya, bahwa Ia ingin senantiasa mendidik dan membentuk kita terus untuk menjadi pribadi yang kuat dan tegar di hadapanNya, namun tentu juga harus melalui berbagai peristiwa hidup yang tidak biasa pula. Dan saat berbagai peristiwa yang terjadi di kehidupan kita terjadi begitu saja, kita pun tertegun. Tidak menyangka bahwa hidup yang kita jalani akan sedemikian tragisnya.
     Hal pertama saat seseorang mengalami tekanan hidup yang besar, ia akan terdiam, mungkin ia akan menangis, demikian juga ia akan marah akan kondisinya. Ia akan melampiaskan segala tekanan hidupnya melalui reaksi tubuhnya, sehingga beban psikologis itu menjadi lebih ringan. Demikian pula ia bisa mencari teman terdekatnya untuk berbagi cerita.
    Reaksi kedua ia akan introspeksi akan permasalahan yang terjadi. Apakah peristiwa itu terjadi memang karena kesalahan dalam berucap, bertindak dan bereaksi akan sesuatu hal, atau peristiwa itu terjadi karena ada suatu kekuatan besar di luar kendali kekuatan hidupnya, yang terjadi begitu saja. Dengan kata lain ia sedang sial, atau ia korban keadaan atau pun suatu karena kekuatan alam. Mungkin kita difitnah orang dalam karir kita, mungkin orang-orang yang kita sayangi mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh tabrak lari, ataupun juga mungkin lingkungan tempat tinggal kita mengalami bencana alam banjir, letusan gunung, ataupun kebakaran.
      Reaksi terakhir saat seseorang terjatuh setelah ia tenang, ia akan berusaha untuk bangkit kembali atau pun ia akan jadi semakin terpuruk oleh keadaannya yang terakhir. Hanya ada dua pilihan di reaksi yang terakhir ini. Tidak kita pungkiri bahwa memang ada orang-orang yang secara mental adalah rendah, dimana ia tidak tahan banting, sehingga dengan adanya ujian hidup yang menimpanya, ia akan semakin jatuh dan bahkan menjadi depresi. Sementara ada orang-orang yang tahan banting di sepanjang perjalanan hidupnya, sehingga ia pun akan semakin bertambah tegar, kuat dan tegap dalam menghadapi segala peristiwa hidupnya, karena ia memiliki prinsip-prinsip hidup, filosofi hidup dan bahkan kedekatan hubungan dengan Tuhannya masing-masing.
      Di dalam film ”Batman Begin”, di awal cerita, disebutkan saat Bruce Wayne kecil saat ia berumur lebih kurang 8 tahun, dan saat ia bermain petak umpet dengan temannya, Rachel, ia terjatuh kedalam sumur kering. Dan di sumur itu ia pun kesakitan, menangis dan ketakutan. Kemudian ayahnya datang menolongnya memakai tali dan membopongnya ke kamarnya. Sambil membawa Bruce dari sumur menuju kamarnya, sang ayah bertanya kepada bruce, ”Bruce, mengapa kita terjatuh ?”. Bruce terdiam, ia tidak tahu mau menjawab apa. Bisa saja karena dia tidak hati-hati dalam bermain di halaman belakang rumahnya, atau bisa saja karena kayu penutup sumurnya yang sudah lapuk, atau apa pun alasan lainnya. Namun segera sang ayah menjawab,

”Supaya kita bisa belajar untuk bangkit lagi.”

      Sang ayah tidak menyalahkan bagaimana Bruce bermain, demikian juga ia tidak memarahi Bruce saat ia jatuh. Namun ia justru menghiburnya dan memberi semangat padanya saat ia melihat Bruce kecil masih dalam kesakitan karena jatuh dan ketakuatan ketika ia di dalam sumur.
     Demikian pula saat kita terjatuh, seringkali kita dengan spontan berteriak menyalahkan keadaaan sekeliling kita, menyalahkan semua karena kebodohan kita, juga bahkan menyalahkan Tuhan. Sejauh mana kita mau berusaha untuk memahami dan mengambil hikmat di balik segala peristiwa yang terjadi, itu yang akan membuat hati dan hidup kita akan semakin dikuatkan.
      Orang yang tidak pernah jatuh di kehidupannya, dengan kata lain orang yang senantiasa sukses dalam sepanjang karir hidupnya, ia tidak akan memiliki jiwa yang besar dan kekuatan hati yang besar sebesar mereka yang pernah jatuh, mereka yang pernah gagal, pernah terpuruk, namun kemudian bangkit lagi untuk bisa berdiri tegap lagi. Bahkan mereka pun bisa menjadi berkat bagi orang lain saat orang lain terjatuh juga dalam hal yang sama yang pernah mereka alami.
      Bilamana kita sedang terjatuh di suatu waktu di kehidupan kita, marilah kita senantiasa mencoba untuk belajar bangkit, dan berjalan lagi, meskipun itu sakit dan tidak mudah.


{oleh : dr. Panji Aryo Prabowo, Sp.PD, M.Kes}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 32 (OKTOBER-DESEMBER 2012)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev BATUK DAN SESAK NAPAS
Next ANGGUR : ANTIOKSIDAN ANTIKANKER ALAMI

Tinggalkan Komentar