Logo

PENINGKATAN KESEHATAN DAN GIZI BALITA DI KELURAHAN KARANGROTO

PENINGKATAN KESEHATAN DAN GIZI BALITA DI KELURAHAN KARANGROTO

    Kelurahan Karangroto adalah salah satu dari 13 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Genuk Kotamadya Semarang dan termasuk dalam wilayah pinggiran. Jarak dari pusat kota Semarang mencapai sekitar 15 KM.
    Hasil survey dari UPKM RS. Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ yang selanjutnya melatar belakangi pemilihan Kelurahan Karangroto sebagai binaannya adalah berdasarkan data pada bulan Agustus 2004 jumlah penduduk Kelurahan Karangroto mencapai 1.594 KK atau 6.831 orang yang merupakan perpaduan penduduk asli dan pendatang, sedangkan jumlah balita yang memerlukan perhatian sebanyak 844 anak terdiri dari 428 anak laki-laki dan 416 anak perempuan. Dari 844 balita ini terdapat 207 balita yang kekurangan gizi (malnutrisi), kurang berat badan, dan balita dari keluarga kurang mampu yang perlu didampingi dan diberikan bantuan makanan tambahan yang bergizi serta vitamin.
    Penyuluhan dan pengertian kepada orang tua balita tentang hidup sehat terutama yang berhubungan dengan kesehatan balita dan kesehatan lingkungan perlu sekali diberikan. Balita yang seharusnya sehat dan bisa tumbuh dengan baik menjadi sering sakit-sakitan karena kekurangan makanan bergizi, akibatnya akan mempengaruhi kecerdasan dan perkembangan otak. Secara umum tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh 2 faktor yang dominan yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Secara ’’ekletik’’ dapat dinyatakan bahwa faktor bawaan selalu mempunyai potensi untuk muncul dalam tumbuh kembang, akan tetapi tercapainya aktualisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan antara lain juga masukan gizi yang diterima dan juga pelayanan kesehatan yang memadai.
    Penyuluhan kesehatan harus secara aktif diadakan hingga timbul kesadaran pada masyarakat untuk senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat, baik untuk diri sendiri, keluarga maupun lingkungan.
    Menurut Karmo Dwi Listono Kepala Desa Karangroto, pada umumnya masyarakat desa menyambut positif dan mendukung adanya kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh RS. Panti Wilasa       ‘‘Dr. Cipto’’, hal ini bisa dilihat dari kemudahan-kemudahan yang diberikan pada semua kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan kadernya, menyiapkan tempat serta pemberian informasi kepada pihak RS. Panti Wilasa ‘‘Dr. Cipto’’ dari staf kelurahan apabila dibutuhkan data untuk menggali masalah dan potensi yang selanjutnya bisa  dikembangkan di Kelurahan Karangroto.    
    ‘‘Dengan adanya program UPKM ini, pengetahuan masalah kesehatan warga Karangroto jadi bertambah, masyarakat menjadi tahu bagaimana merawat balita dengan benar, bagaimana pola hidup bersih dan cara mengatur keuangan rumah tangga sehingga bisa hidup lebih hemat’’, lanjutnya
    ‘‘Kendala dan suara sumbang dari beberapa warga asli memang kadang saya dengar, akan tetapi hal itu hendaknya tidak menyurutkan pihak RS.Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ dalam meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat  ‘‘tegas Karmo Dwi Listono.
    Kesehatan balita yang ada di kelurahan Karangroto sementara ini hanya dilayani di Posyandu yang bekerja sama dengan Puskesmas Pembantu. Untuk itu UPKM RS. Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ memandang perlu untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada balita melalui posyandu yang ada di Kelurahan Karangroto agar lebih aktif lagi. Hal ini karena masa balita adalah masa yang rawan terhadap segala penyakit dan dapat mempengaruhi pertumbuhan balita baik fisik maupun motoriknya.
    ‘‘Peranan Posyandu balita dan kader sangat perlu ditingkatkan melalui beberapa kegiatan melalui pelatihan dan penyuluhan pada setiap kegiatan posyandu di masing-masing RW bila perlu menambah kader tiap RT, agar ada regenerasi kader di tiap Posyandu’’, jelas Drs. Danu Ismoyo Kabag UPKM RS.Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’.
    Hal senada juga diungkapkan oleh Endah Warni Pangestuti yang oleh para kader lebih dikenal dengan nama Bu Tutut, selaku ketua PKB Kelurahan Karangroto, beliau menjelaskan bahwa kehadiran UPKM RS.Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ dalam mengatasi masalah sosial di desanya sangatlah membantu terutama pengobatan gratis tiap 2 bulan sekali, Pemberian Makanan Tambahan untuk balita dan juga KSM atau pemberian kredit lunak untuk membantu keluarga balita dari segi keuangan.
    Di Kelurahan Karangroto saat ini terdapat beberapa usaha yang dilakukan dalam skala rumah tangga, seperti: pembuatan batu bata, usaha tempe, usaha warungan, usaha bengkel dan potensi alam berupa tanaman pisang yang cukup baik. Potensi ini dapat dikembangkan melalui mikro finance dan dapat menunjang serta meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, maka dari itu UPKM RS.Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ meluncurkan program KSM tersebut.
    ‘‘Tujuan lain dari adanya KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) adalah mendidik dan menanamkan jiwa wiraswasta bagi masyarakat, selain itu juga bisa mengurangi angka pengangguran serta bisa untuk menambah pendapatan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dari warga masyarakat’’, jelas Drs. Danu Ismoyo kepada Kasih.
    Tahun ini adalah tahun ke II (dua) program peningkatan kesehatan dan gizi balita di Kelurahan Karangroto, program ke II ini akan berlangsung bulan Juni 2005 s/d bulan April 2006. Pada program ke II ini balita yang harus di pantau kesehatannya berjumlah 207 balita atau meningkat 37% dari program I yang berjumlah sekitar 130 balita. Para Kader dibawah pimpinan Endahwarni Pangestuti sudah dikaderisasi sejak program yang I (ke satu) berjumlah sekitar 80 kader dari 8 posyandu. Keterlibatan organisasi seperti PKK, PKB, LPKM dan tokoh masyarakat sangat membantu untuk terlaksananya program peningkatan kesehatan dan gizi balita  ini. Luas pelayanan pada program ke  II ini meliputi : 8 RW (48RT) dan mencakup 8 Posyandu (Posyandu Delima RW I, Posyandu Mangga RW II, Posyandu Blimbing RW III, Posyandu Manggis RW IV, Posyandu Anggur RW V, Posyandu Jambu RW VI, Posyandu Duku RW VII, Posyandu Semangka RW VIII.
    Program Peningkatan kesehatan dan gizi balita tahun ke II ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi 207 balita di Kelurahan Karangroto, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu-ibu balita tentang pentingnya menu gizi untuk kesehatan balita, meningkatkan kesadaran warga tentang kebersihan lingkungan, meningkatkan peranan kader posyandu untuk memberi pelayanan kepada ibu-ibu balita di posyandu. Target  yang harus dicapai adalah menurunkan angka  balita yang bermasalah  dari 207 balita menjadi minimal 50 % pada akhir program. Selain itu juga meningkatkan peran serta masyarakat tentang pentingnya pemberian makanan bergizi dan perawatan kesehatan untuk pertumbuhan dan perkembangan balita.

 

Keluarga balita yang sukses dengan kelompok Swadaya Masyarakat.

Tri Wahyuni adalah satu diantara ibu balita yang selalu aktif mengikuti program kegiatan UPKM RS. Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’. Suaminya Haryono seorang pengusaha bengkel sepeda motor di daerah Genuk, berkat bantuan dana pinjaman lunak dari RS. Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ melalui Kelompok Swadaya Masyarakat, bengkel yang sudah dikelola selama 7 tahun ini semakin lama semakin menunjukkan kemajuannya. Selain itu taraf kehidupan mereka semakin lama semakin  meningkat sehingga berkat dari bantuan tersebut Tri Wahyuni bisa selalu memantau putra keduanya yang kini berusia 3 tahun dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatannya.
    ‘‘Waktu anak saya yang pertama masih balita, pengetahuan masalah kesehatan dan gizi balitanya tidak seperti sekarang ini, saya masih benar-benar awam waktu itu,’’ ungkap  Tri Wahyuni.

‘‘Berkat adanya program UPKM dari RS.Panti Wilasa ‘‘Dr.Cipto’’ kami ibu-ibu yang mempunyai balita jadi tahu bagaimana cara merawat dan mengasuh serta memenuhi Gizi bagi balita’’, lanjut ibu 2 anak yang memiliki jarak kelahiran cukup jauh.
    Tri Wahyuni adalah anggota dari kelompok Melati yang merupakan gabungan dari RW I dan RW II yang diketuai Bu Tutut (Endah Warni Pangestuti), satu diantara banyak kelompok swadaya masyarakat yang paling aktif dan maju. Dari modal yang dikucurkan sejumlah 15 juta mereka masih punya dana 6 juta secara swadaya, kelompok melati ini salah satu yang paling aktif dalam pengelolaan dana pinjaman, anggota kelompok yang meminjam selalu tepat waktu dan tidak ada yang macet, jadi semua anggota yang berjumlah 29 orang sudah pernah memanfaatkan dana pinjaman.
    Tri Wahyuni juga berharap agar besarnya pinjaman bisa ditambah supaya bisa digunakan untuk kemajuan usaha yang lebih besar lagi, selain itu beliau juga berharap UPKM bisa selalu hadir di Kelurahan Karangroto karena masyarakat masih sangat memerlukan penyuluhan dan pengobatan serta Pemberian Makanan Tambahan.

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 3 (JULI-SEPTEMBER 2005)

 

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev HOSPITAL WITHOUT WALLS
Next BATAS TIPIS PELAYANAN DAN ADMINISTRATIF DI RUMAH SAKIT

Tinggalkan Komentar