Logo

PRE MENSTRUAL SYNDROME PMS

PRE MENSTRUAL SYNDROME PMS

Dokter, seminggu setiap mau menstruasi kepala saya rasanya nyeri, perut terasa kram, bahkan sampai mual-mual.  Rasanya pun saya kepenginnya marah terus  Dok. Biasanya keluhan hilang setelah hari kedua menstruasi. Apakah ini berbahaya Dok? Apa penyebabnya dan saya harus ke mana?
Nina. 24 th Kudus

Jawab:
    Kalau membaca keluhan Mbak, gambaran yang timbul di benak saya yang pertama kali adalah Mbak Nina mengalami Pre Menstrual Syndrome (PMS). PMS  adalah satu keluhan atau lebih dari banyak gejala bisa berupa keluhan fisik atau keluhan perasaan yang terjadi secara siklus sebelum menstruasi yang menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari, tetapi keluhan dan gejala berkurang dengan berjalannya waktu siklus menstruasi. Biasanya keluhan dialami oleh perempuan muda sampai usia pertengahan. Timbulnya keluhan bervariasi dalam hal waktu munculnya dan variasi keluhan itu sendiri. Keluhan berulang setiap siklus menstruasi.
    PMS dapat timbul mulai 2 minggu terakhir sebelum menstruasi dan akan menghilang dengan sendirinya sampai minggu pertama setelah menstruasi. Waktunya bisa bervariasi dari waktu tersebut di atas. Ada yang hanya 1-2 hari, tetapi ada yang sampai lama. Hampir 80 % perempuan pernah mengalami hal ini menjelang saat menstruasi. Angka kejadian adalah pada usia 19 sampai 45 tahun. Kelompok risiko tertinggi pada usia 20 sampai 35 tahun. Pada umumnya dengan bertambahnya usia keluhan pun akan hilang dengan sendirinya.
    Keluhan yang muncul pada PMS dapat berupa gejala fisik, gangguan tingkah laku dan dapat pula disertai gangguan emosional. Gejala fisik dapat berupa nyeri kepala biasa sampai migraine, kram perut, rasa panas di wajah, diare atau mungkin malah tidak bisa atau sulit buang air besar, mual bahkan sampai muntah, deg-degan dan rasa keju linu.
    Gangguan tingkah laku dapat berupa nafsu makan yang berlebihan, penurunan minat beraktifitas, penurunan minat bekerja, rasa ingin sendiri, penurunan konsentrasi, rasa canggung, sukar memutuskan sesuatu.
    Adapun gangguan emosional dapat berupa rasa cepat tersinggung, perasaan sedih, depresi, cemas, marah, terlalu sensitive dan sebagainya.
    Penyebab PMS belum diketahui dengan jelas. Namun perubahan hormon pada menstruasi adalah salah satu pemicu terjadinya PMS. Faktor yang dapat meningkatkan risiko PMS adalah factor usia, faktor stress psikologik, diit tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, susu; kurang vitamin B6, E, C, dan zat besi; merokok, alcohol dan kurang olah raga.
    Cara mengatasi PMS menurut ahlinya, dr. Guy E Abraham, dapat dilakukan sesuai dnga tipe PMS. Ada 4 tipe, yaitu A, H, C dan D.
    PMS tipe A (Anxiety/cemas). Disebabkan karena ketidakseimbangan hormone. Gejala berupa cemas, peka, tegang, perasaan labil dan depresi ringan sampai berat.
    Dapat diterapi dengan pemberian hormon yang cenderung turun. Dan dapat dicegah dengan diit makanan berserat dan membatasi minum kopi.
    PMS tipe H, biasa disebut hiperhidrasi (hyperhydration). Gejala yang timbul berupa berkumpulnya air pada jaringan luar sel akibat retensi (dihambat keluar) garam dan gula yang tinggi. Gejala biasanya berupa bengkak-bengkak di tangan dan kaki, bengkak atau sakit di payu dara, perut kembung dan berat badan naik. Dapat diterapi dengan obat pelancar kencing. Dan keluhan dicegah dengan mengurangi asupan garam, gula dan mengurangi jumlah minumyang berlebihan, tetapi bukan berarti harus kurang minum.
    PMS tipe C (Craving/nafsu makan tinggi). Gejala yang timbul berupa nafsu makan yang tinggi karena factor stress. Rasa ingin makan yang terus menerus, dapat disertai rasa lemas, malas, lelah berdebar-debar bahkan pusing sampai pingsan. Dapat dibantu mengatasi dengan diit rendah karbohidrat dan rendah gula.
    PMS tipe D (Depression). Disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal yang ditandai dengan rasa depresi, ingin menangis, lemah, sulit tidur, pelupa, bingung dan muncul rasa putus asa berlebihan.
    Dapat dikendalikan dengan makan makanan yang cukup vit. B6 seperti bekatul, gandum dan serealia lain dan cukup magnesium seperti bayam, sawi dan sayuran berdaun hijau lain.
    Ada baiknya tetap berkonsultasi ke Dokter untuk menghindari kesalahan diagnose. Silakan periksa ke Poliklinik Umum atau ke Poliklinik  Obsgyn di RS Panti Wilasa “Dr. Cipto”. Semoga keterangan tersebut dapat membantu.

 

{oleh : dr. Nurendah K., M.M}

 

*Dimuat dalam MAjalah Kasih edisi 38 (APRIL-JUNI 2014)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev MEMULIAKAN SANG PENCIPTA ALAM
Next INDAHNYA BERBAGI

Tinggalkan Komentar