Logo

55 TAHUN MELAYANI DAN MENGABDI

55tahun
55 TAHUN MELAYANI DAN MENGABDI

Tak terasa, rumah sakit yang sekarang lebih dikenal dengan nama RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” yang pada tanggal 19 Januari 2005 sekarang ini genap berusia 55 tahun, telah menempuh sebuah  perjalanan yang tak mengenal lelah.
Sudah banyak perubahan yang telah dilakukannya. Mulai dari segi fisik bangunan, peralatan medis atapun sumber daya manusia (SDM)  yang dimilikinya, sehingga  menja-dikan RS Panti Wilasa “Dr. Cipto” mencapai kemajuan yang cukup pesat.
      Mungkin, banyak pihak yang  hanya mendengar sepotong-sepotong. Bahkan, malah sama sekali  belum mengetahui kisah awal berdirinya RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto’”ini.
     Oleh karena itu, melalui majalah “Kasih”  Edisi Perdana ini,  kami mencoba membuka lembaran lama tentang bagaimana dan siapa saja yang telah berjasa mendirikan rumah sakit ini.
     Ide pembangunan  rumah sakit ini awalnya muncul dari dua orang pekerja Zending asal negeri Belanda yaitu Zr.N.G.de Jonge dan Ds. P.H. Van Eyk sekitar tahun 1948. Kedua tokoh tersebut melihat kebutuhan sarana kesehatan berupa rumah sakit di Kota Semarang masih sangat jarang. Melihat kondisi tersebut muncul gagasan untuk mendirikan rumah sakit Kristen, atas dasar itulah kemudian dibentuk panitia pembangunan.
      Pada awalnya direncanakan mendirikan klinik bersalin, yang pada saat itu diketuai  tokoh pribumi yakni Ds. R. Soehardi Hadipranowo. Kemudian disetujui untuk mem-bangun klinik bersalin terlebih dahulu karena terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki pada saat itu.
      Setahun kemudian datang Zr. A.J. Heidema dari Nederland, yang kemudian memimpin pembangunan klinik bersalin sebagai cikal bakal berdirinya rumah sakit. Pem-bangunan klinik bersalin dapat terselesaikan dalam waktu satu tahun, dan diresmikan pada tanggal 19 Januari 1950 dengan nama Klinik Bersalin PANTI WILASA yang mengandung makna RUMAH SIH KAMIRAHAN/KAWILASAN  yang  pengawasannya dipercayakan kepada  Dr. Thio Kee Tiong.
      Meski  masih sederhana dengan fasilitas 13 tempat tidur dan hanya memiliki 18 karyawan, namun dalam perjalanannya Klinik Bersalin Panti Wilasa mulai menunjukkan adanya perkembangan.
        Hingga akhir tahun 1959, Klinik Bersalin Panti Wilasa setidaknya telah berhasil membuka spesialis kebidanan / kandungan dengan Dr. J. Bouma yang didatangkan dari Nederland sebagai dokter spesi-alisnya. Selain berhasil membuka  spesialis  kebidanan/kandungan,  Klinik Bersalin Panti Wilasa membuka pula biro konsultasi dan poliklinik anak-anak. Adapun orang pertama yang ditugaskan membuka biro konsultasi dan poliklinik anak-anak tersebut adalah  Dr. J. Bol yang juga berasal dari negeri Belanda. Adapun untuk masalah keluarga berencanan ( KB ),  yang pada saat itu sedang gencar-gencarnya dikampanyekan oleh pemerintah, di tangani langsung oleh Dr. Kwik Tjhiang Poen.


 Pembangunan RS. Panti Wilasa     “Dr. Cipto”
         Sebagai wujud kepercayaan masyarakat dengan berobat di  Klinik Bersalin  Panti Wilasa, memacu manajemen klinik bersalin tersebut meningkatkan status  untuk menjadi rumah sakit. Tentu saja untuk meningkatkan status dari rumah bersalin ke rumah sakit, ten-tunya bukan perkara mudah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, mulai dari standar pelayanan hingga bangunan fisik yang memang harus lebih besar.
          Pada saat itu kepemimpinan Klinik Bersalin Ibu dan anak Panti Wilasa dijabat Dr. B. Kandu. Salah satu permasalahan rumah sakit pada saat itu  adalah dana pembangunan yang dibutuhkan relatif besar.
           Dr. Kandu kemudian berusaha memohon bantuan kepada peme-rintah Negeri Belanda untuk mem-berikan dana bantuan pembangunan rumah sakit.
        Gayungpun bersambut, Pemerintah Negeri Belanda langsung  bersedia memberikan bantuan pembangunan. Pada tanggal 9 Nopember 1969 kemudian  dilaksa-nakan peletakan batu pertama pem-bangunan komplek Panti Wilasa baru yang berlokasi di Jalan Citarum 98 Semarang oleh Bapak Walikota Dati II Kodya Semarang.
        Tahun 1973 kepemimpinan Dr. Kandu digantikan oleh Dr. Mangkureno Sadijo untuk memimpin komplek Panti Wilasa di Jalan Dr. Cipto 50 yang digunakan untuk Bagi-an Penyakit dalam dan bedah serta Balai Pengobatan umum.
          Masih di tahun  yang sama, ge-dung baru di komplek jalan Citarum diresmikan sebagai  RS Panti Wilasa I yang menangani Bagian Kebidanan/ Penyakit Kandungan dan Penyakit anak.


 Memisahkan diri Menjadi Panti Wilasa II
         Tanggal 19 Januari 1974 meru-pakan saat yang paling bersejarah. Pada saat itu,  pelayanan di komplek Jl. Dr. Cipto diresmikan menjadi rumah sakit Panti Wilasa. Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal  1 Nopember 1978  RS. Panti Wilasa di komplek Jl. Dr. Cipto 50 menjadi rumah sakit Panti Wilasa II, sedangkan komplek rumah sakit di Jalan Citarum menjadi rumah sakit Panti Wilasa I.
           Pada tahun 1985-1988 Dr. Guno Sumekto, Direktur rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, ditetapkan sebagai pejabat Direktur RS. Panti Wilasa II. Sedangkan pada tahun 1988-1991 Direktur  dipegang  oleh Dr. Soehardjo. Tiga tahun kemudian yaitu,  pada  tahun 1991-1994 Direktur dipegang oleh Dr. M. Haryanto. Dan pada tahun 1994-1997, sebagai Direktur  adalah Dr. Sri Kadarsih Soebroto, MM.
          Sejak  kepemimpinan  Dr. Sri Kadarsih inilah, mulai dicanangkan pembangunan jangka panjang tahap ke-II. Dengan berganti nama pada tahun 1995 menjadi RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” serta mulai berbenah. Hasil dari jerih payah dan kerja keras semua  itu, pada tahun 1996 RS. Panti Wilasa ‘Dr. Cipto’ telah mendapat peng-hargaan sebagai Penampilan Terbaik Pertama Tingkat Nasional rumah sakit umum kelas D. Dan masih  di tahun yang sama itu pula, jumlah tempat tidur di tingkatkan menjadi 100 tempat tidur, sehingga yang tadinya RS.  Panti Wilasa ‘Dr. Cipto’ merupakan  RSU kelas pratama, seiring peningkatan tersebut, kelasnya berubah dan   meningkat menjadi  RSU kelas madya.


Akreditasi Penuh
       Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr. Cipto” terus berbenah dan berkem-bang, terbukti pada akhir tahun 1998 memperoleh Sertifikat Akreditasi Penuh dari Dep.Kes RI untuk 5 standar pelayanan. Sehingga pada awal tahun 1998 jumlah tempat tidur yang semula hanya mencapai 100 buah, secara bertahap ditingkatkan menjadi 120 buah. Dengan jumlah karyawan menjadi  228 orang.
       Adapun untuk memenuhi stan-dar pelayan seiring dengan mening-katnya jumlah pasien, maka pada bulan April 2001, pembangunan Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr. Cipto” sesuai rencana Induk Pengembangan dimulai. Satu tahun kemudian tepat-nya tanggal 1 Januari 2002 Gedung empat lantai yang terdiri ruang ICU/CCU/PICU/NICU, ruang VIP dan Aula diresmikan. Dengan jumlah tempat tidur menjadi 180 buah, dan jumlah karyawan menjadi 337 orang
        Bertepatan dengan itu pula, RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” menerima Sertifikat Akreditasi tingkat lanjut 12 standar dari Departemen Kese-hatan RI.
        Pada tanggal 19 Januari 2002, Gedung 4 lantai untuk R ICU/CCU/PICU/NICU, R. VIP dan aula diresmi-kan. Bertepatan dengan itu, RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” mene-rima sertifikat Akreditasi Tingkat Lanjut 12 standar yang diserahkan oleh Dirjen Yanmed Depkes RI.
         Maret 2003, mulai dibangun gedung IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) berlantai II yang yang telah selesai pada tanggal 31 Desember 2003. Uniknya, lantai dasar digunakan untuk parkir ken-daraan roda 2, lantai 2 (atas) untuk ”pot bunga raksasa” sebagai indikator bagi IPAL tersebut.
        Tanggal 17 Januari 2004, dilaku-kan pelantikan dan serah terima jabatan direktur dari Dr. Sri Kadarsih Subroto, MM kepada Dr. Yoseph Chandra M.Kes, untuk periode 2004- 2008.
       Waktu demi waktu bergulir tanpa henti. Tuhan Yang Maha Kasih telah menyertai dan memberkati pelayanan kesehatan di RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto”. Semoga untuk ke depan, Tuhan senantiasa menyertai dan memberkati pelayanan RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” sehingga semakin maju dan senantiasa mampu menja-wab tantangan jaman. Amin.

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih Edisi Perdana ( Januari 2005 )

 

 

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev USG 4 DIMENSI KINI HADIR DI RS. PANTI WILASA DR. CIPTO
Next BEBASKAN SIKSAAN NYERI PINGGANG

Tinggalkan Komentar