Logo

AGAR SINUSITIS TAK SEMAKIN KRITIS

sinusitis
AGAR SINUSITIS TAK SEMAKIN KRITIS

 Hidung Anda tersumbat? Disertai ingus kental dan sakit kepala? Waspadai sinusitis. Segeralah ke dokter.

 

    Sinusitis pastilah mengganggu siapapun yang mengalaminya. Penyebabnya boleh jadi virus, bakteri, atau jamur. Sinusitis bakterial akut terjadi pada 0,5% hingga 2% kasus rinosinusitis akibat virus. Sinusitis bakterial akut dialami oleh 6% hingga 18% anak-anak di layanan kesehatan primer.     Sebagian besar kasus sinusitis mengikuti infeksi saluran pernapasan bagian atas akibat virus. Pada sinusitis akut, bakteri yang sering menjadi penyebabnya antara lain: S pneumoniae, H influenzae, M catarrhalis. Pada sinusitis kronis, patogen penyebab tersering antara lain: Paeruginosa, Streptococcus grup A, Staphylococcus aureus, anerob (spesies Bacteroides, spesies Fusobacterium, Propionibacterium acnes). Bakteri enterik gram negatif (Klebsiella pneumoniae, spesies Enterobacter, Proteus mirabilis, Serratia marcescens) jarang menjadi penyebab utama dari sinusitis. Pada penderita diabetes, boleh jadi sinusitis yang dialami disebabakan oleh jamur spesies Aspergillus dan mucormycoses.

Potret Klinis
     Sebenarnya, sinusitis mudah sekali dikenali dari tanda dan gejalanya. Tanda sinusitis mudah terobservasi oleh dokter. Antara lain: rasa nyeri atau tegang di rongga sinus, dimana terjadi sinusitis. Edema periorbital (pembengkakan jaringan di sekitar bola mata), terutama pada kasus selulitis. Edema mukosa (pembengkakan di selaput lendir) hidung. Adanya lingkaran gelap di bawah mata, dapat menunjukkan kerentanan penderita terhadap alergi dibandingkan infeksi. Terdapat sekresi purulen (ingus kental) dari middle meatal region (hidung tengah). Meningkatnya sekresi faring posterior.
      Gejala sinusitis mudah dikenali. Terutama oleh dokter. Misalnya saja: kongesti nasal (hidung tersumbat). Sekresi nasal purulen (hidung beringus kental). Nyeri wajah atau wajah seolah serasa tertekan. Sakit atau nyeri kepala. Sakit gigi di rahang atas. Batuk menetap (persisten) yang semakin memberat di malam hari. Postnasal drip (sensasi semacam menelan ludah atau dahak di tenggorokan). Tidak memberikan respon baik bila diberi dekongestan oleh dokter. Pada anak, mudah rewel dan muntah sebagai bentuk dari ketidaknyamanan karena produksi lendir (mukus) dan batuk yang terus-menerus. Baik pada dewasa maupun anak-anak, gejala yang boleh jadi juga mengindikasikan sinusitis antara lain: demam, mual, rasa tidak nyaman pada tubuh, kelelahan, bau mulut tak sedap (halitosis), dan sakit tenggorokan. Demam lebih umum dijumpai pada anak-anak dibandingkan pada dewasa.

Diagnosis Banding
     Dokter akan menentukan jenis sinusitisnya apakah bersifat akut atau kronis. Bila akut, maka akan dipertajam lagi, apakah sinusitis frontal akut, sinusitis maksilari akut, sinusitis sfenoid akut, sinusitis ethmoid akut. Kemudian, dokter juga akan mempertimbangkan diagnosis lain, sebagai diagnosis banding sinusitis. Misalnya: infeksi saluran pernapasan bagian atas, rinitis alergi, rinitis non alergi, polip hidung, Wegener granulomatosis, sindrom silia imotil.
    Pada kasus kronis atau menahun, maka dokter tentunya akan mencurigai ada tidaknya keganasan (tumor). Tumor ganas alias kanker, termasuk jenis karsinoma yang berasal dari sinus maksilaris dan sarkoma. Penderita sinusitis kronis, pekerja kayu (pengukir, penatah, pemahat), serta penambang nikel sangat berisiko terkena tumor ganas dari sinus maksiler hidung. Sedangkan osteoma (tumor jinak tulang) yang melibatkan tulang frontal merupakan komplikasi dari sinusitis kronis. Radiografi sinus dan CT scan digunakan untuk mendeteksi keberadaan tumor. Biopsi mutlak diperlukan untuk menegakkan diagnosis keganasan.
   Untuk memastikan diagnosis sinusitis, maka dokter boleh jadi merekomendasikan satu atau beberapa pemeriksaan penunjang, seperti: pemeriksaan darah, tes imunodefisiensi, sitologi nasal, tes klorida keringat, kultur sekresi nasal, CT (Computed Tomography), radiografi, MRI (Magnetic Resonance Imaging), Ultrasonography, biopsi paranasal, endoskopi sinus fiberoptik.

Solusi
    Setelah diagnosis sinusitis ditegakkan, maka dokter akan merekomendasikan antibiotik tertentu sesuai indikasinya. Terapi lini pertama umumnya dengan amoxicillin atau antibiotik macrolide pada penderita sinusitis yang alergi terhadap penicillin. Antibiotik golongan aminoglycoside biasanya merupakan obat pilihan untuk terapi karena keistimewaan sifatnya yang bersifat negatif gram dan penetrasinya ke sinus.
    Pemilihan antibiotik umumnya berdasarkan kultur menghasilkan sekresi maksiler yang dapat dicapai. Sebagai tambahan terhadap tatalaksana operasi atau pembedahan, komplikasi sinusitis akut sebaiknya diatasi dengan antibiotik intravena. Sefalosporin generasi ketiga (seperti: cefotaxime, ceftriaxone) dikombinasikan dengan vancomycin memiliki penetrasi hingga intrakranial, sehingga menjadikan obat ini sebagai pilihan lini pertama. Terapi simtomatis atau tambahan (adjunctive) untuk mengatasi sinusitis, misalnya: pelembab (humidification/vaporizer), kompres hangat, hidrasi yang cukup, berhenti merokok, nutrisi seimbang, analgesia non-narkotik.
  Antihistamin tidak direkomendasikan dan tidak terbukti bermanfaat. Dekongestan topikal (misal: oxymetazoline) dapat digunakan untuk mengurangi edema mukosa. Untuk mencegah munculnya "rebound congestion", maka tidak digunakan selama lebih dari tiga hari. Steroid sistemik juga tidak terbukti bermanfaat pada sinusitis. Topical ipratropium bromide 0,06% dapat digunakan untuk menurunkan rhinorrhea (hidung meler).
    Antibiotik diindikasikan untuk sinusitis yang ditengarai disebabkan oleh bakteri, termasuk sinusitis berat atau sinusitis yang melibatkan sinus frontal, ethmoid, atau sfenoid, karena tipe sinusitis ini terbukti berlanjut menjadi komplikasi. Penisilin, sefalosporin, dan macrolides tampaknya sama-sama efektif. Regimen pemberian amoxicillin 500 mg selama 10-14 hari, tiga kali sehari direkomendasikan sebagai terapi lini pertama.
    Satu riset membuktikan bahwa pemberian dosis tunggal 2 g azithromycin (extended-release) lebih efektif daripada pemberian amoxicillin/clavulanate selama 10 hari. Pola resistensi bakteri juga perlu dipertimbangkan sebagai pemilihan antibiotik. Tentunya pemberian obat juga perlu diiringi oleh banyak minum air putih, persering doa, dan peningkatan sistem kekebalan tubuh.
    Untuk mencegah kambuh atau terjadinya sinusitis, caranya mudah. Hindari terpapar dari asap, terutama asap rokok. Hindari alergen, semua zat atau faktor yang berpotensi sebagai pencetus alergi.
Bila ada salah satu tanda atau gejala sinusitis di atas, maka segeralah ke dokter. Sebab sinusitis bila tidak diobati dapat berlanjut menjadi beragam komplikasi, seperti: otitis media, mastoiditis, selulitis orbita, abses otak, meningitis bakteri, trombosis sinus cavernosus, osteomielitis, sindrom superior orbital fissure.

{oleh : Dito Anurogo, perintis dokter digital/online, penulis 17 buku, CEO Indonesian Literacy Fellowship, S2 IKD Biomedis FK UGM Yogyakarta.}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 45 (JANUARI-MARET 2015)

 

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev KENALI DAN ATASI DISFUNGSI EREKSI
Next DONOR DARAH : SEJUTA MANFAAT

Tinggalkan Komentar