Logo

ATASI RASA GATAL AKIBAT BIDURAN

ATASI RASA GATAL AKIBAT BIDURAN

Salah satu jenis alergi pada kulit disebut urtikaria, masyarakat awam menyebutnya biduran. Urtikaria merupakan kelainan kulit ditandai dengan adanya bentol pada kulit dengan berbagai ukuran, berwarna kemerahan, dan terasa gatal. Urtikaria bisa akut ataupun kronis, jika gejala berlangsung lama hingga berbulan-bulan dan cenderung berulang maka disebut urtikaria kronik.

 

     Salah satu jenis alergi pada kulit disebut urtikaria, masyarakat awam menyebutnya biduran. Urtikaria merupakan kelainan kulit ditandai dengan adanya bentol pada kulit dengan berbagai ukuran, berwarna kemerahan, dan terasa gatal. Urtikaria bisa akut ataupun kronis, jika gejala berlangsung lama hingga berbulan-bulan dan cenderung berulang maka disebut urtikaria kronik.
    Umumnya pasien yang datang ke poli alergi sudah dalam kondisi urtikaria kronik. Ketika datang ke poli alergi, wujud kelainan pada kulitnya tidak murni bentol kemerahan namun sudah disertai keropeng atau bekas luka akibat garukan. Beberapa pasien datang dengan biduran disertai infeksi sekunder akibat garukan dari tangannya sendiri.  
    Sebagian besar urtikaria kronik penyebabnya tidak diketahui sehingga pasien merasa jengkel karena gatalnya sering kambuh dan tidak sembuh-sembuh. Umumnya pasien tersebut telah lama berobat ke berbagai dokter, baik dokter umum maupun spesialis kulit. Selama penyebab urtikarianya tidak diketahui maka akan sulit sekali mengobati urtikaria, karena pengobatan yang efektif adalah dengan menghindari penyebabnya.
    Reaksi alergi pada urtikaria timbul setelah terpapar zat tertentu yang disebut alergen. Alergen adalah senyawa yang dapat menyebabkan alergi melalui paparan. Paparan alergen dapat terhirup, alergen berupa makanan, dapat melalui kontak dengan kulit ataupun lewat suntikan obat. Reaksi alergi terjadi akibat hipersensitivitas sistem kekebalan tubuh yang menganggap zat tertentu seperti debu dan beberapa makanan sebagai partikel asing yang berbahaya.
    Urtikaria merupakan salah satu respon alergi, dimana respon tersebut berasal dari reaksi kekebalan tubuh yang menyimpang dan berlebihan terhadap suatu zat, dimana bagi orang lain zat tersebut tidak berbahaya. Pada reaksi alergi ini diperantarai suatu mekanisme imunologis yang sering kali diperantarai Immunoglobulin E, yaitu suatu antibodi dalam tubuh. Immunoglobulin E mempengaruhi sel mast yang terdapat pada kulit untuk mengeluarkan histamin. Reaksi akibat histamin inilah yang menimbulkan gejala yang merugikan seperti gatal dan kemerahan.

Antihistamin
Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi termasuk urtikaria pada kulit. Antihistamin dapat meredakan gejala alergi seperti gatal dan kemerahan pada kulit. Obat ini umumnya dijual dalam bentuk tablet dan kapsul, tetapi terdapat pula dalam bentuk sirup untuk anak-anak. Antihistamin juga tersedia dalam bentuk semprot hidung.
Saat anda mengkonsumsi obat antihistamin sebaiknya tidak sedang mengemudi atau menjalankan mesin berat, karena efek samping setelah minum obat ini agak mengantuk, meskipun saat ini ada golongan obat antihistamin yang lebih baru yang tidak menyebabkan ngantuk. Konsultasikan pada dokter anda bagaimana penggunaan antihistamin yang benar, karena tak jarang pasien harus mengkonsumsi antihistamin dalam waktu yang lama karena proses alergi yang kronik dimana biasanya penyebab alergi belum diketahui. Hati-hati menggunakan obat alergi pada kondisi hamil dan menyusui, konsultasikanlah dulu mana obat yang aman bagi ibu dan janinnya.
Obat antihistamin bekerja dengan menghalangi pelepasan histamin ke dalam tubuh. Histamin merupakan senyawa kimia yang dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh selama reaksi alergi, keluarnya histamin dipicu oleh alergen, seperti debu atau makanan tertentu. Pada kondisi ini, histamin lantas dilepaskan untuk menghancurkan zat yang dianggap berbahaya tersebut.
Sebenarnya efek histamin lebih mengganggu daripada alergen itu sendiri. Dengan membatasi kemampuan tubuh untuk mengeluar-kan histamin, respon tubuh terhadap alergi bisa dikurangi. Obat antihistamin membantu mengontrol dan mengurangi gejala alergi dengan menangkal efek histamin.

Penanganan
Selain obat-obatan, terdapat beberapa makanan dan nutrisi yang memiliki sifat antihistamin. Misalnya buah jeruk dan stroberi yang mengandung vitamin C. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang melawan radikal bebas, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi gejala alergi. Selain vitamin C, vitamin A dapat membantu mengontrol reaksi alergi karena juga memiliki sifat antioksidan kuat, vitamin A banyak terkandung dalam buah tomat dan wortel.
Dehidrasi juga akan meningkatkan keasaman tubuh yang bisa menyebabkan iritasi dan peradangan sehingga memicu produksi lebih banyak histamin yang akan memperburuk reaksi alergi. Dengan minum cukup air, maka produksi histamin dapat diturunkan sehingga mengurangi reaksi alergi.

Tes alergi
Tes alergi merupakan pemeriksaan penunjang yang banyak digunakan untuk membuktikan adanya reaksi alergi terhadap paparan alergen. Diagnosis alergi yang bisa dilakukan di poli alergi RS Panti Wilasa  “Dr Cipto” adalah skin prict test.
Skin prict test ini memiliki banyak keuntungan. Tes ini relatif mudah dilakukan dan nyaman untuk pasien. Dari segi harga pun tidak terlalu mahal. Pemeriksaan berlangsung singkat yaitu sekitar 30 menit. Skin Prick Test dilakukan pada bagian volar lengan bawah pasien.
Pertama-tama dilakukan desinfeksi dengan alkohol pada area volar lengan bawah, lalu tandai area yang akan kita tetesi ekstrak alergen. Ekstrak alergen diteteskan, satu tetes untuk masing-masing larutan alergen, kemudian gores dengan menggunakan jarum kecil atau lancet. Goresan yang baik harus menembus lapisan epidermis dengan ujung jarum menghadap ke atas tanpa menimbulkan perdarahan. Tindakan ini mengakibatkan sejumlah alergen memasuki kulit. Tes dibaca setelah 15-20 menit dengan menilai indurasi bentol yang timbul.
Semakin besar bentol maka semakin besar sensitifitas terhadap alergen tersebut, namun tidak selalu menggambarkan semakin beratnya gejala klinis yang ditimbulkan. Pada reaksi positif biasanya rasa gatal masih berlanjut 30-60 menit setelah tes.
Skin prict test dikerjakan bukan tanpa persiapan. Pasien yang akan dites sebelumnya harus menghentikan pengobatan antihistamin kurang lebih 5-7 hari sebelum tes.  Pada pasien bayi dan orang lanjut usia tes alergi ini kurang memberikan reaksi.
Dokter pemeriksa akan menanyakan riwayat perjalanan penyakit pasien, gejala dan tanda yang ada sehingga membuat pemeriksa bisa memperkirakan jenis alergen, apakah alergi ini terkait secara genetik dan bisa membedakan apakah merupakan penyakit non alergi, misalnya infeksi atau penyakit lain yang gambarannya menyerupai alergi.
Skin prick test dapat dilakukan apabila ada kecurigaan alergi terhadap makanan, di poli alergi RS Panti Wilasa “Dr. Cipto” terdapat 21 jenis alergen makanan yang dites, dimana ke 21 jenis tadi yang paling sering menimbulkan alergi pada manusia. Selain tes alergen makanan, ada juga belasan alergen non makanan, misalnya debu, bulu binatang, dan serangga. Skin prict test juga dapat membantu mengetahui penyebab rhinitis alergi dan asma yang berulang.
Tes kulit pada alergi ini untuk menentukan jenis alergen sehingga dikemudian hari bisa dihindari, karena bagaimanapun juga pengobatan alergi yang paling efektif adalah dengan menghindari alergen sebagai faktor pencetus alergi.

 

{Oleh : dr. Titi Somahita }

*Dimuat dalam Majalah Kasih Edisi 37 ( JANUARI - MARET 2014 )

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev MELAYANI UNTUK MEMBERI KESUKAAN BESAR
Next NATAL BERSAMA DI PANTI WREDHA BETHANY

Tinggalkan Komentar