Logo

DIARE BISAKAH DICEGAH

DIARE BISAKAH DICEGAH

Diare atau mencret merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak.  Hampir semua anak di Indonesia pernah mengalami diare. Bahkan ada beberapa anak yang bisa mengalami diare 2 – 3 kali dalam satu tahun. Menurut Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak rata-rata mengalami diare 1 – 2 kali setahun. Karena sangat umumnya penyakit ini, pasti anda setuju dengan pernyataan bahwa tidak ada orang  yang sama sekali belum pernah melihat anak sakit diare. Entah yang diare salah satu anggota keluarga, anak tetangga atau mungkin anak sendiri.

 

Rotavirus penyebab terbanyak diare.
     Sangat banyak penyebab diare pada anak. Antara lain bisa disebabkan oleh karena infeksi bakteri, virus, parasit atau bukan infeksi, misalnya alergi dan gangguan penyerapan saluran cerna. Telah diteliti, penyebab terbanyak diare pada anak, ternyata karena infeksi oleh virus, yang bernama “Rotavirus”; yang merupakan penyebab diare baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Virus ini masuk ke tubuh anak melalui mulut, bisa bersamaan dengan makanan, minuman, dan segala sesuatu yang biasa masuk ke mulut anak. Diare karena rotavirus akan ditandai dengan berak dengan tinja yang berair (cair), bisa didahului atau disertai dengan muntah, demam dan  nyeri perut dan bila cairan yang keluar melalui diare dan muntah lebih banyak dibanding yang bisa diminum, maka berakibat terjadinya kekurangan cairan (dehidrasi) yang bisa menyebabkan kematian apabila dehidrasinya berat dan tidak segera teratasi.
Diare karena rotavirus paling banyak terjadi pada anak, khususnya pada golongan usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun. Paling rawan adalah anak usia 6 bulan – 11 bulan. Mengapa? Karena usia 6 bulan adalah masa dimana bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI: bubur bayi, minum dengan dot, kebiasaan pakai kempeng. Untuk memberikan makan bubur dan minum, tentu diperlukan alat makan/minum seperti mangkuk, botol atau sendok; yang mana semuanya perlu dicuci, dikeringkan untuk pemakaian selanjutnya. Nah, pada waktu itulah, rotavirus sering mengkontaminasi perlengkapan makan-minum, sehingga masuk ke mulut bayi, dan menyebabkan diare. Belum lagi pada usia tersebut, adalah masa dimana anak selalu memasukkan segala sesuatu yang dipegangnya, atau bahkan tangannya sendiri ke dalam mulut, sehingga semakin menambah besar kemungkinan virus ini masuk ke dalam mulutnya.

Penyakit diare harus dicegah.
    Menurut Basic Health Research (Riskesdas), 2007 diare menempati urutan pertama penyebab kematian balita di Indonesia. Penyebab kematian kedua adalah pneumonia (radang paru).      Sedangkan menurut penelitian WHO,  sebagai penyebab kematian balita terbanyak di seluruh dunia adalah pneumonia. Terbanyak ke dua justru diare. Hal ini menunjukkan memang kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian pada balita yang perlu segera untuk dilakukan upaya menurunkannya. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan angka kematian karena diare dan pneumonia adalah dengan upaya pencegahan, yaitu dengan vaksinasi. Kedua vaksin ini sudah tersedia, anda bisa mendapatkan vaksin ini di dokter anak anda. Khusus pada tulisan ini akan diulas tentang vaksin untuk mencegah diare karena rotavirus. Vaksin rotavirus ini sudah direkomendasikan oleh WHO untuk dimasukkan ke dalam program imunisasi di seluruh negara di dunia. Di Indonesia vaksin ini sudah ada dan sudah dimasukkan dalam program imunisasi anak sejak tahun 2011. Silakan anda ke dokter anak terdekat untuk memperolah vaksin pencegah diare ini untuk anak anda. Disamping itu tetap  jangan mengesampingkan perbaikan higiene dan sanitasi yang juga penting dalam program pencegahan diare.
Kapan vaksin Rotavirus bisa diberikan?
Karena diare akibat rotavirus mulai banyak terjadi pada usia 6 bulan, maka vaksin rotavirus ini bisa diberikan pada bayi usia 6 minggu (satu setengah bulan). Vaksin diberikan sebanyak 2 atau 3 dosis, tergantung jenis/merek yang dipakai. Karena ada 2 jenis vaksin rotavirus yang ada saat ini. Dosis pertama bisa diberikan mulai usia 6 minggu. Antara dosis satu dengan dosis berikutnya diberikan jarak waktu 4 minggu. Apabila dosis kedua atau ketiga agak mundur, usahakan sudah lengkap pada usia 24 minggu (6 bulan), karena pada usia 6 bulan inilah infeksi rotavirus mulai banyak terjadi. Vaksin ini diteteskan ke dalam mulut bayi, jadi tidak menyakitkan karena tidak disuntikkan seperti vaksin lainnya. Bisa diberikan bersamaan dengan vaksin lain yang kebetulan jatuh pada hari yang sama. Jadi pada hari itu juga, paha bayi bisa disuntik dengan vaksin suntikan, dan mulutnya ditetesi vaksin rotavirus ini.
Selain dengan vaksinasi rotavirus, tentu upaya pencegahan lain juga harus tetap dilakukan seperti: menyusui secara eksklusif (hanya memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan), membersihkan secara rutin area dan mainan dengan desinfektan dan selalu mencuci tangan ketika menyiapkan makanan.
Apakah setelah vaksinasi dengan vaksin rotavirus, menjamin bayi tidak akan sakit diare?
Inilah pertanyaan yang sering dikemukakan oleh orang tua, tidak hanya terhadap vaksin rotavirus; tetapi juga terhadap vaksin lainnya. Tentu pertanyaan ini pasti juga bisa timbul dalam benak anda. Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pahami, bahwa penyebab diare tidak hanya rotavirus. Masih ada banyak kuman, virus, parasit dan kondisi lainnya yang bisa menjadi penyebab diare pada anak, misalnya alergi, atau infeksi di luar saluran cerna pada anak (radang paru, selaput otak, telinga, tenggorokan, dll). Jadi walaupun bayi sudah divaksinasi dengan vaksin rotavirus, tetap masih ada kemungkinan untuk sakit diare karena sebab yang lain. “Berarti tidak ada gunanya dong vaksinasi rotavirus?” ini pertanyaan kedua yang sering juga muncul. Tetap ada gunanya, bahkan sangat berguna. Karena rotavirus ini sebagai penyebab terbanyak diare pada balita. Jadi apabila bayi sudah mendapat vaksin ini, paling tidak sudah terlindungi terhadap rotavirus sebagai penyebab terbanyak diare, sehingga diharapkan tidak sampai mengalami diare yang berpotensi menyebabkan kematian akibat dehidrasi. Misalnya terinfeksi oleh rotaviruspun, kalau sudah mendapat vaksinasi, diarenya tidak terlalu parah. Jadi, mari bagi anda yang saat ini mempunyai bayi yang berusia di bawah 6 bulan, mintalah vaksin rotavirus pada dokter anak anda.

 

{Oleh : dr. Sedyo Wahyudi, Sp. A }

*Dibuat dalam Majalah Kasih Edisi 29 ( JANUARI - MARET 2012 )

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev MENJADI LILIN KECIL MENERANGI DUNIA
Next FIRMAN-MU PELITA BAGI HIDUPKU

Tinggalkan Komentar