Logo

LEBIH MENGUTAMAKAN TUGAS SEBAGAI PERAWAT

LEBIH MENGUTAMAKAN TUGAS SEBAGAI PERAWAT

Anda Pasti mengetahui program reality show Tolong yang di tayangkan oleh salah satu Televisi Nasional???
Saya mengalami dan pernah masuk dalam acara tersebut dan hal itu malah menimbulkan dilema, kenapa demikian ?
Saya akan menceritakan kepada pembaca setia majalah kasih.

 

 Saat itu kira-kira sebulan yang lalu,  saya akan berangkat tugas dari rumah saya di Kaliwungu Kendal. Waktu menunjukan pukul 13.45 saat saya sampai di pojok jalan Kaligawe Semarang dimana bis yang saya tumpangi berhenti.
    Terlambat begitu yang ada dalam benak saya, bagaimana tidak kurang lima belas menit dari jam tugas saya di RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” saya masih berdiri di halte bis kaligawe menunggu angkutan ke Jl. Dr. Cipto tempat saya bekerja. Dalam kondisi sertba bingung tiba-tiba ada pemulung yang menghampiri, minta tolong diantarkan saudaranya ke Manyaran. “Bu, bisa menolong saya, saya mau ke rumah saudara saya di Manyaran tapi gak tahu jalannya dan lagian saya gak bawa uang,” pinta si pemulung.
    Tampak keraguan dalam hati saya ketika disapa pemulung tersebut. Pertama kenapa dia pakai bahasa Indonesia kalau memang seorang pemulung. Yang kedua tidak biasanya ada pemulung di tempat tersebut, karena selama ini saya selalu behenti dan “ngadang” angkutan di Kaligawe gak pernah ada pemulung.
    Secara tidak sengaja, saya melihat sekelebatan barang dari kejauhan seperi sebuah kamera yang disembunyikan, wah saya berpikir ini pasti disengaja dan saya tahu betul ini program acara Tolong. Sedikit terpana saya melihat itu semua, bayangan akan mendapatkan uang besar jika saya menolong pemulung itu namun dilain pihak tugas saya sebagai perawat akan terganggu.
    Saya mencoba untuk menelpon RS. Panti Wilasa “Dr. Cipto” kalau saya terlambat karena mengantar seseorang yang membutuhkan pertolongan. Namun naas HP yang saya bawa lagi low bat, pemberitahuan akan keadaan saya tidak bisa dilaksanakan.Upaya pemulung untuk meminta tolong saya semakin gencar dan sayapun semakin bimbang. “Tolong bu, saya mau ke tempat saudara saya tidak punya uang dan tidak tahu jalan ke Manyaran bu,” pintanya dengan melas. “Sebentar pak saya sedang mencoba menghubungi tempat kerja saya, kalau saya sudah ijin saya akan antar bapak,” jawabku.
    Ketika saya harus memilih antara mengantar si Pemulung dan mendapatkan sejumlah uang dengan tugas utama sebagai perawat, akhirnya saya lebih memilih tugas utama saya sebagai perawat. Saya berpikir walau sama-sama mulia namun saya selalu akan menjaga etika kerja saya. Setelah saya tidak bisa menghubungi rumah sakit, maka saya tidak bisa begitu saja tidak masuk kerja, sementara tugas mulia saya menunggu di rumah sakit.
    Sepekan setelah kejadian tersebut, di televisi ditayangkan program tolong dan salah satu yang dimintai tolong adalah saya. Teman-taman yang melihat acara tersebut menegur saya, dan menanyakan kenapa tidak menolong. Saya jelaskan bagaimanapun tugas rumah sakit lebih penting dan mulia karena bantuan kita.

 

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 18 (APRIL-JUNI 2009)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev BEKERJA SEPENUH HATI DEMI KESEMBUHAN PASIEN
Next PELATIHAN SERVICE EXCELLENT CARE WITH LOVE, QUALITY FIRST

Tinggalkan Komentar