Logo

MEMAHAMI KATARAK, MENGERTI PENCEGAHANNYA

MEMAHAMI KATARAK,   MENGERTI PENCEGAHANNYA

Mendengar 'katarak' apa yang ada di bayangan Anda? Seringkali jadi lelucon ketika melihat pasangan yang menurut kita 'tidak seimbang' secara fisik. “Wah, pasangan lagi katarak kayaknya”. Secara etimologis, katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Banyak terjadi pada usia di kisaran 50 tahun ke atas. Lalu yang muda bisa santai gitu?

SEKADAR untuk pengantar, WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (tunanetra) di Indonesia berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah.
    Katarak merupakan kelainan mata yang terjadi akibat adanya perubahan lensa yang jernih dan tembus cahaya, sehingga keruh. Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa kristalina dan penyebab pada umumnya berkaitan dengan usia tetapi  banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan herediter. Akibatnya mengalami gangguan penglihatan karena obyek menjadi kabur. Ganguan penglihatan yang terjadi tidak secara spontan. Melainkan secara perlahan dan dapat menimbulkan kebutaan. Meski tidak menular, namun katarak dapat terjadi di kedua mata secara bersama. Katarak kerap disebut-sebut sebagai penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia . Bahkan, mengacu pada data World Health Organization (WHO) katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan didunia.
    Katarak yang terjadi akibat usia lanjut bertanggung jawab atas 48% kebutaan yang terjadi di dunia, yang mewakili 18 juta jiwa. Kelayakan bedah katarak di beberapa negara  belum memadai sehingga katarak tetap menjadi penyebab utama kebutaan. Bahkan di mana ada layanan bedah yang tersedia, pengelihatan rendah yang terkait dengan katarak masih dapat dijumpai, sebagai hasil dari lamanya menunggu untuk operasi dan hambatan untuk dioperasi, seperti biaya, kurangnya informasi dan masalah transportasi.
    Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan mencapai 42 % dari orang-orang antara usia 52 sampai 64, 60% dari orang-orang antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85. Tanpa adanya intervensi yang efektif, jumlah orang buta di seluruh dunia telah diproyeksikan meningkat menjadi 76 juta pada tahun 2020 (WHO, 2010 ) . Tingkat kebutaan yang diakibatkan katarak di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5% sedangkan, tingkat kebutaan di Indonesia berada diurutan ketiga di dunia yaitu sebesar 1,47% (WHO, 2010).
    Kebutaan yang terjadi akibat katarak akan terus meningkat karena penderita katarak tidak menyadarinya, daya penglihatan baru terpengaruh setalah katarak berkembang sekitar 3-5 tahun dan menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai gejala katarak. Salah satu penyebab tingginya kasus kebutaan yang diakibatkan oleh katarak karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan mata.
    Lalu, bagaimana supaya tidak terkena katarak. Anak muda jua perlu paham, supaya bisa melaukan antisipasi kelak. Pertama, asap rokok juga sangat berbahaya untuk mata, salah satunya bisa meningkatkan resiko terkena katarak. Asap mengandung nikotin yang sangat berbahaya termasuk zat kimia yang akan merusak kebersihan mata. Anda bisa mencoba untuk tidak terkena asap rokok sejak masih muda.

  Kedua, Rajin minum teh. Minuman ini termasuk minuman super yang bisa mencegah berbagai penyakit termasuk katarak. Teh mengandung senyawa antioksidan yang sangat kuat sehingga bisa mencegah katarak dan berbagai kerusakan mata lain. Teh tanpa gula juga bisa membantu mengatasi kadar gula darah yang tinggi. Uji coba yang diterapkan pada tikus membuktikan bahwa minum teh setiap hari ternyata menjaga kesehatan dan lensa mata agar selalu tetap jernih.

  Ketiga, batasi penggunaan garam. Semua orang selalu menggunakan garam sebagai bumbu tambahan ketika memasak. Namun ternyata kebiasaan ini bisa sangat buruk untuk tubuh terutama mata. Mulai sekarang cobalah untuk mengurangi atau membatasi asupan garam dalam makanan. Beberapa camilan atau snack juga mengandung garam tinggi. Garam bisa meningkatkan resiko katarak karena mendukung perkembangan penyakit lain seperti gejala diabetes dan gangguan fungsi ginjal. * (Jkm)

 

Dimuat di Majalah Kasih edisi 48

Tentang Penulis

Prev HUT 14 TAHUN MAJALAH KASIH
Next KENALI DAN ATASI ARHTRITIS REMATOID AR

Tinggalkan Komentar