Logo

PAROTITIS EPIDEMIKA GONDONG, MUMPS

PAROTITIS EPIDEMIKA  GONDONG, MUMPS

Parotitis epidemika adalah penyakit akut dan menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air liur di mulut, terutama kelenjar parotis di mulut yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri.

 

ETIOLOGI ATAU PENYEBAB    
    Di sebabkan oleh virus mumps yang termasuk kelompok paramyxovirus. Virus ini sudah berada dalam air liur 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak. Virus ini juga sangat menular.

PATOFISIOLOGI
    Virus dapat masuk melalui hidung maupun mulut. Proliferasi terjadi di parotis atau epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (menyebar melalui darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar atau saraf dan yang paling sering terkena adalah kelenjar parotis. Pada manusia, selama fase akut virus mumps dapat di isolir dari saliva, darah, air seni dan liquor. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

MANIFESTASI KLINIS
    Masa inkubasi berkisar antara 14-24 hari di mulai dengan stadium prodromal lamanya 1-2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot, suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5-39,5 C kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral kemudian dapat bilateral (tidak selalu). Pembengkakan tersebut terasa nyeri, baik spontan maupun perabaan terlebih bila pasien makan dan minum yang terasa asam. Ini merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika. Puncak bengkak pada 1-3 hari dan berakhir pada 3-7 hari. Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah nyeri testis,benjolan di testis dan pembengkakan scrotum (kantong zakar).

DIAGNOSIS
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya pembengkakan di daerah temporomandibuler (antara telinga dan hidung). Uji laboratorium rutin tidak spesifik, biasanya leukopenia dengan limfositosis relatif, namun komplikasi sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat sedang. Lazim ada kenaikan tingkat amilase serum, kenaikan cenderung paralel dengan pembengkakan parotitis dan kemudian kembali ke normal dalam waktu kurang lebih 2 minggu.

PENGOBATAN
    Pengobatan parotitis seluruhnya bersifat simptomatis. Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam self limiting disease (penyakit yang sembuh sendiri tanpa di obati). Pasien tidak dirawat di rumah sakit kecuali jika ada komplikasi yang memerlukan pengobatan khusus. Istirahatkan penderita selama masih demam dan pembengkakan masih ada karena terdapat gangguan menelan atau mengunyah. Sebaiknya diberikan makanan lunak dan hindari makanan dan minuman yang asam karena dapat menimbulkan nyeri.
    Daerah pipi dan leher juga bisa di kompres secara bergantian panas dan dingin, obat pereda nyeri (acetaminophen atau ibuprofen) bisa digunakan untuk meredakan nyeri dan tidak enak badan. Aspirin tidak boleh diberikan pada anak-anak karena memiliki resiko Syndroma Reye. Kortikosteroid diberikan selama 2-4 hari, jika terdapat pembengkakan testis penderita menjalani tirah baring. Untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami pembengkakan testis bisa di kompres es batu. Jika terjadi mual dan muntah akibat pancreatitis bisa diberikan cairan melalui infus.

KOMPLIKASI
a.  Meningoensefalitis
Komplikasi yang sering terjadi pada masa anak. Patogenesis meningoensefalitis parotitis telah diuraikan sebagai infeksi primer neuron dan ensefalitis pasca infeksi dengan demielinasi.
b.  Orkitis,Epididimitis
Komplikasi ini sering terjadi pada remaja dan orang dewasa. Testis paling sering terinfeksi dengan atau tanpa epididimitis. Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari, dapat juga terjadi tanpa bukti adanya infeksi kelenjar ludah. Pada 30% penderita, ke dua testis terkena. Testis yang terkena menjadi nyeri dan bengkak, kulit yang berdekatan edema dan merah. Rata-rata lamanya adalah 4 hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena atrofi. Gangguan fertilitas di perkirakan sekitar 13%,tetapi infertilitas absolut mungkin jarang.
c.  Ooforitis
d.  Pankreatitis
e.  Nefritis
f.  Tiroiditis
g.  Miokarditis
h.  Ketulian
i.  Artritis

PENCEGAHAN
    Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan secara aktif dengan pemberian vaksin parotitis. Vaksin mumps biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan Campak dan Rubella (MMR) yang di suntikkan melalui otot paha atau lengan atas. Vaksinasi memberikan perlindungan yang bagus sekali paling sedikit 4 tahun.
 

{ Oleh : dr. Eny Irawati }

*Dimuat dalam Majalah Kasih Edisi 35 ( JULI - SEPTEMBER 2013 )

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev CUCI DARAH BAGI PASIEN GAGAL GINJAL
Next DEMAM : KAPAN PERLU DIWASPADAI

Tinggalkan Komentar