Logo

SUDAH BESAR KOK MASIH NGOMPOL

SUDAH BESAR KOK MASIH NGOMPOL

Mengompol,  saat si buah hati masih bayi tentu sudah biasa terjadi. Pada usia lebih dari 18 bulan saja anak sudah mulai bisa di ajak untuk beralih dari popok ke toilet. Ketika itu otot-otot kandung kemihnya sudah mulai matang. Namun jika anak di atas usia 5 atau 6 tahun masih ngompol, hal ini perlu mendapat perhatian khusus. Bila diabaikan, hal ini akan berpengaruh pada anak. Anak menjadi tidak percaya diri, malu, rendah diri dan hubungan sosial dengan teman-temannya pun terganggu.

 

      Dalam dunia kedokteran, ngompol dikenal dengan istilah enuresis yang artinya tidak dapat menahan keluarnya air kencing. Lebih khusus lagi, ngompol yang terjadi ketika tidur di malam hari biasa di sebut dengan istilah nocturnal enuresis. Ngompol, setidaknya 2x dalam sebulan pada anak di atas usia 5-6 tahun perlu mendapat perhatian khusus.
Berikut ini ada beberapa penyebab mengompol pada anak-anak:

  • Faktor keturunan
    Jika ke dua orang tua mengompol saat masih anak-anak, maka 70% kemungkinan si anak pun akan mengalami masalah mengompol. Jika salah satu dari orang tua mengalami masalah mengompol,maka 40% kemungkinan si anak akan mengalami masalah yang sama.
  • Jenis kelamin
    Mengompol lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.
  • Masalah psikologis
    Terjadi karena adanya kecemasan atau depresi yang dialami anak. Misalnya anak yang cemas akan kehilangan kasih sayang orang tuannya karena kelahiran adik, pindah sekolah atau depresi akibat di bully teman. Untuk itu, perlu diselesaikan apa yang menjadi sumber kecemasan atau yang mengganggu emosi anak. Biasanya pada anak yang mengompol karena masalah psikologis, pernah mengalami masa “kering” di mana anak tidak mengompol lagi tapi kemudian tiba-tiba mengompol lagi.
  • Tidur terlalu nyenyak
    Beberapa orang tua mengeluhkan bahwa anak mereka kalau sudah tidur sulit untuk dibangunkan dan ini merupakan salah satu ciri khas pada anak-anak yang mengalami gangguan mengompol.
  • Infeksi saluran kemih
    Penyakit infeksi ini agak sulit diketahui karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Kalaupun ada, biasanya lebih sering ingin buang air kecil, demam ringan, nyeri dan rasa panas pada saluran kemih.
  • Kandung kemih yang lebih kecil
    Umumnya pada anak yang mengalami nocturnal enuresis (ngompol), kapasitas kandung kemihnya lebih kecil. Jika jumlahnya melebihi kapasitas dan tidak mampu menahan, menyebabkan otot-otot pada kandung kemih tegang yang kemudian menyebabkan buang air kecil berlebih.


Diagnosis
    Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, biasanya dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan si anak, seperti keluhan-keluhan yang muncul, riwayat penyakit yang di derita sebelumnya, riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat alergi, serta obat-obatan yang sedang di minum.
    Selain itu dokter juga akan bertanya tentang pola buang air kecil, dan keluhan ketika buang air kecil, misalnya kecil tidak puas atau nyeri saat buang air kecil. Sering kali dokter juga bertanya tentang permasalahan yang sedang terjadi di rumah atau di sekolah untuk menentukan tipe enuresis. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan pada umumnya dokter akan melakukan tes urin.

Penanganan
    Penanganan enuresis di bagi menjadi 2 kategori:
a. Penanganan tanpa obat ( non pharmacologic )
    Motivational therapy di lakukan dengan memberikan hadiah ( reward ) untuk memotivasi anak agar tidak ngompol. Umumnya memakai kartu dan catatan harian untuk mencatat hasil yang telah di capai si anak. Bila dalam 3-6 bulan cara ini gagal, maka sebaiknya dipilih metoda lainnya.
    Behavior modification mempunyai angka keberhasilan 50%-70%, dilakukan dengan cara menggunakan alarm yang di tempelkan dekat alat kelamin. Bila anak mulai ngompol alarm akan bergetar atau berbunyi sehingga anak terbangun dan menghambat pengeluaran air kencing yang telah sedikit keluar. Orang tua dapat membantu anak untuk melanjutkan buang air kecil di toilet. Hasil yang di peroleh di catat dalam catatan harian dan akan lebih baik di kombinasikan dengan motivational therapy.
    Bladder training exercise biasanya dilakukan pada anak dengan kapasitas kandung kemih yang kecil. Anak diminta untuk menahan keluarnya air kencing selama beberapa waktu.
    Hypnotherapy, diet therapy dan psychoteraphy belum banyak dilakukan pada anak-anak dengan enuresis primer.
    Makanan atau minuman yang mengandung kafein,soda,coklat mempunyai pengaruh terhadap terjadinya episode enuresis.

b. Penanganan menggunakan obat-obatan ( pharmacologic )
    Obat-obatan hanya diberikan pada anak-anak di atas umur 7 tahun. Itupun bila penanganan tanpa obat tidak berhasil di lakukan. Catatan sehari-hari tentang ngompol tidaknya si anak juga diperlukan untuk menunjang proses pengobatan.
    Tips berikut ini dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi mengompol:

  • Membatasi asupan minum sebelum tidur.
  • Hindari makanan dan minuman berkafein pada malam hari, seperti coklat, soda atau teh.
  • Buang air kecil sebelum tidur, mendorong anak untuk buang air kecil 2x sebelum tidur, misalnya sebelum berganti piyama dan buang air kecil lagi tepat sebelum mematikan lampu .
  • Membiasakan anak untuk buang air kecil secara teratur sepanjang hari.

 

{oleh : dr. Eny Irawati}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 38 (APRIL-JUNI 2014)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev PENANGANAN HEMOROID
Next OBAT KONVENSIONAL VS OBAT TRADISIONAL

Tinggalkan Komentar