Logo

BERTEMU TUHAN : BILAMANA KITA MELIHAT DAN BERTEMU DIA

BERTEMU TUHAN : BILAMANA KITA MELIHAT DAN BERTEMU DIA

   Bertemu dengan seseorang  yang kita inginkan adalah peristiwa yang membahagiakan. Ketika  sedang di Mall, kita bertemu dengan penyanyi-pelakon terkenal dan bersalaman, hati kita dipenuhi sukacita dan kebanggaan. Begitu pula ketika kita bertemu pejabat, pesohor dan orang-orang besar lainnya. Bertemu orang  yang kita inginkan memang membahagiakan.
    Kebahagian terbesar adalah bertemu Tuhan. Memperbandingkan orang-orang terkenal dalam contoh di atas, maka Tuhan lebih segalanya. Tuhan adalah pribadi yang memiliki segala ke-Maha-an. Tuhan maha pencipta , maha kuasa, maha kasih dan maha yang lainnya. Bertemu dengan orang terkenal yang masih memiliki keterbatasan menyebabkan kita berbahagia, maka kebahagian yang penuh dan sempurna adalah ketika kita dapat bertemu dengan Tuhan.
    Tuhan adalah Allah yang maha hadir, karena itu bertemu dengan Tuhan dapat terjadi dalam setiap peristiwa kehidupan, tetapi Tuhan adalah Roh, sehingga diperlukan kepekaan untuk dapat merasakan kehadiran Tuhan yang  hadir dalam setiap peristiwa kehidupan.
    Bilamana kita dapat melihat dan bertemu Dia?
Pertama, Tuhan hadir dalam setiap peristiwa kehidupan, karena itu Dia juga hadir dalam peristiwa kehidupan yang sederhana, biasa dan lumrah dalam kehidupan. Seringkali kita merasakan pertemuan dengan Tuhan dalam peristiwa besar dalam kehidupan kita: kesuksesan, kelimpahan dan sebagainya. Ketika kita tidak mengalami hal tersebut kita merasa tidak bertemu dengan Tuhan. Ini adalah pendapat yang salah . Dalam I Raja-raja 19 : 9 – 14, dinyatakan Elia bertemu Tuhan dalam “bunyi angin sepoi-sepoi basa”, artinya dalam peristiwa alam yang biasa selalu terjadi setiap hari. Kita sebenarnya bertemu Tuhan dalam setiap peristiwa kehidupan, ketika bangun pagi, suara burung menyapa, udara segar dan sinar matahari yang menghangatkan tubuh, suatu yang normal terjadi, pergi bekerja di tempat yang biasa kita datang setiap hari, ruang kerja dan suasana kerja yang dipenuhi rutinitas, disitulah Tuhan hadir dan disitulah kita bisa bertemu Tuhan. Karena itu, milikilah kepekaan terhadap kehadiran Tuhan dalam waktu peristiwa kehidupan sehari-hari, dan itu akan menjadi sumber kebahagiaan sejati kita.   
    Kedua, Tuhan hadir dalam setiap pribadi yang Tuhan pertemukan dengan kita. Dalam peristiwa kehidupan. Seringkali kita  kita berkata :”Sungguh kami merasakan kehadiran Tuhan  dalam pujian yang dilantunkan penyanyi X (penyanyi rohani terkenal), sungguh Tuhan berbicara dalam diri pendeta Y (pengkhotbah yang top)”. Kalau pernyataan itu benar seluruhnya, alangkah sengsaranya kita, karena kita hanya berjumpa Tuhan setahun dua kali, bahkan mungkin tidak pernah, karena kita tidak mengundang mereka dalam acara kerohanian kita. Tetapi syukurlah Tuhan kita tidak seperti itu. Tuhan berkenan bertemu kita melalui pribadi-pribadi yang Tuhan perjumpakan dengan kita, bahkan dalam diri pribadi-pribadi yang memerlukan pertolongan kita. Dalam Matius 25 : 31 – 37, Tuhan Yesus menyatakan bilamana kita dapat bertemu dengan Dia. Tuhan berkenan hadir dalam pribadi-pribadi yang bertemu dengan kita, terlebih orang –orang yang memerlukan pertolongan kita. Milikilah kepekaan terhadap sesama yang bertemu dengan kita, hayatilah relasi antar sesama sebagai, wahana bertemu Tuhan, sehingga kita akan memiliki kebahagiaan.  Ketika kita berinteraksi dengan sesama, pada saat yang sama  kita sedang bertemu Tuhan. Dalam diri istri, suami, anak, orang tua, tetangga, rekan kerja dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan , kita bertemu Tuhan.
    Bagi civitas hospitalia khususnya, pertemuan dengan  rekan kerja, dan orang-orang yang berobat dan dirawat di RS ini  adalah pertemuan dengan Tuhan.    
    Selamat bertemu Tuhan, selamat menghayati kebahagiaan sejati.

 

Karena itu, milikilah kepekaan terhadap kehadiran Tuhan dalam waktu peristiwa kehidupan sehari-hari, dan itu akan menjadi sumber kebahagiaan sejati kita.

 

{oleh : Kartika Purwandari, S.Si. Teol}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 22 (APRIL-JUNI 2010)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev BIDUREN HEMOROID
Next PERIKORONITIS

Tinggalkan Komentar