Logo

ESWL : TEMBAKAN JITU PEMECAH BATU

ESWL : TEMBAKAN JITU PEMECAH BATU

 Kalau Anda membayangkan rasanya “ditembak” itu mematikan, mungkin alat yang satu ini bisa jadi pengecualian. Bagaimana tidak, sebelumnya Anda yang kalau pipis harus ngeden kesakitan lantaran ada batu yang menyumbat, setelah ditembak, semuanya jadi lancar tanpa keluhan. “Tembakan” alat ini tak membuat luka, tak perlu dibius atau rawat inap. Loh, kok bisa?

 

      Di  ranah kedokteran, alat itu disebut dengan ESWL atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy. Agak sulit memang untuk orang awam menyebutnya. Bagaimana kalau kita sebut saja 'pemecah batu' untuk alat ini? Bagi kalangan awan, kerja dari pemecah batu ini memang menakjubkan. Dokter melakukan tindakan memecah batu yang ditembakkan dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut yang dapat memecahkan batu menjadi pecahan yang halus, sehingga pecahan tersebut dapat keluar bersama dengan air seni. Terlihat mudah dan cepat bukan?
    Apa sebenarnya yang dimaksud dengan batu ginjal atau batu pada saluran kencing kita? Batu ginjal adalah mineral yang keras dan material dari kristal yang terbentuk didalam ginjal atau saluran kencing. Batu-batu ginjal adalah penyebab yang umum dari darah dalam urin dan seringkali nyeri yang berat dan parah pada perut, panggul, atau selangkangan. Batu-batu ginjal adakalanya disebut renal calculi. Satu dalam setiap 20 orang mengembangkan batu ginjal pada satu ketika dalam kehidupannya.
    Penyebab munculnya batu ini adalah dehidrasi melalui pemasukan cairan yang berkurang atau latihan yang berat tanpa penggantian cairan yang cukup meningkatkan risiko batu-batu ginjal. Rintangan pada aliran urin dapat juga menjurus pada pembentukan batu. Batu-batu ginjal dapat juga berakibat dari infeksi di saluran kencing; ini dikenal sebagai batu-batu struvite atau infeksi. Nah, munculnya batu itulah yang kemudian menganggu aktifitas kita. Ketika sudah mencapai tahap yang akut, salah satunya cara adalah dihancurkan dengan pemecah batu atau ESWL tadi.
    Lalu bagaimana sebenarnya pemecah batu ESWL ini bekerja? Agar Anda yang berniat melakoni pemecahan batu dengan alat ini merasa tenang, menjadi penting pemahaman dan pengetahuan tentang cara kerjanya.  ESWL atau pemecah batu ini bekerja melalui gelombang kejut yang dihantarkan melalui cairan tubuh ke batu. Gelombang ini akan memecah batu menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga diharapkan dapat keluar sendiri melalui air kemih.
    Gelombang yang dipakai berupa gelombang ultrasonic, elektromagnetik atau sinar laser. Metode ini tidak memerlukan tindakan operasi, hanya cukup  mendekatkan lithotripter pada permukaan tubuh sesuai dengan lokasi batu kemudian gelombang dihantarkan selama 45-60 menit.
    Perkembangan pengobatan dan teknologi memang tak bisa dihindarkan. Karena kalau mau berkembang, dokter dan dunia kedokteran juga kudu eksplorasi soal alat dan riset soal penyakit-penyakit yang harus diatasi dan disembuhkan. Rumah Sakit Panti Wilasa “Dr.Cipto” termasuk salah satu pelayan kesehatan yang sudah mengakomodir pemecah batu  atau ESWL tersebut. Hal ini tentu mendapat respon baik dari pasien yang menggunakan pemecah batu tersebut sebagai sarana untuk penyembuhan.
    Menurut dr. Eriawan Agung Nugroho, Sp.U selaku pengampu alat pemecah batu atau ESWL tersebut, banyak pasien yang merasa tertolong dan terbantu dengan adanya alat tersebut. “Karena saya setiap hari bertemu dan berhadapan dengan pasien yang memilih pemecah batu atau ESWL sebagai solusi, jadi saya bisa mengatakan bahwa alat ini sangat membantu atau menjadi satu solusi layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat,” ujarnya panjang lebar kepada Majalah KASIH yang mewawancarainya.
    Riset kecil-kecilan yang pernah dilakukannya saat ngobrol dengan pasien yang berobat, menjelaskan mengapa pemecah batu ini jadi “favorit” untuk penderita kencing batu. “Banyak yang mengatakan bahwa dengan alat ini nyaris tidak merasakan apa-apa atau merasa nyeri ketika proses penembakan dilakukan. Kemudian memang seringkali tak memerlukan anestesi juga,” imbuh  dr. Eriawan. Ditambahkannya,, soal lama pendek perawatan sebenarnya tidak terlalu jadi persoalan, karena dapat diulang lagi tanpa masalah atau kesulitan. “Intinya memang membuat pasien tidak takut dan was-was, karena memang tidak membuat penderita merasakan kesakitan atau rasa lain yang menakutkan,” tandasnya.
    Meski terlihat baik-baik saja, namun ada beberapa catatan penting yang harus pasien ketahui juga. Kesuksesan dari ESWL atau pemecah batu ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak semua jenis batu dapat dihancurkan dengan metode ini. Ukuran, lokasi batu, anatomi ginjal dan kondisi kesehatan pasien juga mempengaruhi.
    Kandidat yang baik untuk ESWL antara lain : Ukuran batu antara 1-3 cm atau 5-10 mm dengan gejala yang mengganggu. Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat lebih rapuh dan mudah dipecah. Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan medial. Tidak adanya obstruksi ginjal Kondisi kesehatan pasien memenuhi syarat.

Langkah-Langkah Pemeriksaan
     Anda mungkin harus melalui serangkaian pemeriksaan laboratorium baik darah maupun urin untuk melihat fungsi ginjal, jenis batu, dan kesiapan fisik Anda. Pemeriksaan yang paling penting adalah rontgen atau USG untuk menentukan lokasi batu dan kemungkinan jenisnya. ESWL dapat dilakukan kapan saja setelah semua pemeriksaan selesai dan anda memenuhi kriteria. Anda mungkin bisa meminum antibiotik untuk mencegah infeksi dan puasa minimal 4 jam sebelumnya. Anda dapat meminta sedasi bila anda cemas menunggu saat proses ESWL dilakukan dan yang paling penting adalah hidrasi yang baik untuk memperlancar keluarnya batu yaitu minimal 2 liter air sehari.
    Beberapa literatur juga mengatakan, ada kontra indikasi bagi pengguna pemecah batu atau ESWL ini. Bagi perempuan, bisa terjadi kehamilan koagulopati (gangguan pembekuan darah), hipertensi tak terkontrol,  obstruksi saluran kemih distal, ginjal sudah tidak berfungsi, dan adanya infeksi aktif.
    Diluar itu semua, ada komplikasi yang mungkin timbul seperti steinstrasse atau pecahan batu yang tertahan di saluran kemih sehingga menyumbat aliran kemih. Pecahan ini nantinya dapat keluar sendiri atau dibutuhkan tindakan operatif tambahan untuk mengeluarkannya. Kemudian terjadi hematom (perdarahan) ringan  hematuri (kencing berdarah) akibat pecahan batu yang melukai saluran kemih saat mau dikeluarkan dari tubuh.
    Yang secara teknis sulit dihancurkan atau dibersihkan apabila letak batu jauh dari pusat saluran kemih, atau jumlah banyak dan tersebar, paling repot kalau tidak mungkin dilakukan operasi besar pada diri pasien karena kondisinya lemah atau mempunyai penyakit lain.
    Dalam kasus seperti ini tentu sebelum tindakan dilakukan perlu dipelajari secara seksama kadar zat pembentuk batu dengan memeriksa kadar zat pembentuk dalam urine (ditampung selama 24 jam), kemudian bisa dianalisis konsentrasi adanya zat-zat tersebut. Baru kemudian tindakan apa yang paling tepat dan aman bisa dilakukan. Batu bukan organic (kalsium oksalat dan fosfat), menurut dr. Eriawan, biasanya tidak bisa larut hanya dengan obat-obatan, jadi harus dilakukan tindakan seperti di atas tadi.
    Usaha yang perlu ditempuh agar penyakit ini tidak kambuh antara lain dengan minum air putih yang cukup agar kencing keluar 2-3 kali sehari. Minuman segar minuman bersoda atau minuman kemasan, tidak dianjurkan untuk mereka yang pernah mengidap batu kalsium oksalat. Bagi seseorang yang berbakat penyakit batu ginjal atau batu kemih, hendaknya selalu memperhatikan konsumsi makanan sehari-hari.
    Minum air putih 5-8 gelas sehari. Soto jeroan sapi, es krim, keju, milkshake, kopi, cola, memang lezat, tapi ingat terlalu banyak makan dan minuman nikmat itu, akan memudahkan pembentukan batu dalam ginjal Anda!

Harap Diperhatikan!
    Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, sebelum Anda memutuskan menggunakan pemecah batu atau ESWL ini. Yang pertama, meski nyaman dan aman, tapi ongkosnya relatif mahal. Kemudian, biasanya tidak bisa sekali tembak, tapi harus dilakukan beberapa kali supaya benar-benar batunya lebur dankeluar.          Hal lainnya, tembakan sukar dilakukan pada posisi tertentu. Semisal batu ureter karena gerakan peristaltic [kontraksi otot yang terjadi pada saluran pencernaan]. Kemudian, akan jadi masalah atau sulit dijangkau, pada batu yang letaknya distal atau dibelakang pelvis karena gelombang tidak bisa mencapainya. Perempuan hamil juga dilarang atau tidak dianjurkan untuk ESWL, termasuk Anda yang menderita hipertensi.

Jadi, Anda para pemilik “batu” siap ditembak?

 

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 45 (JANUARI-MARET 2016)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev PROMKES DI LUAR RS
Next VIRUS ZIKA KAMI TIDAK TAKUT

Tinggalkan Komentar