Logo

TRI AHYANI : ALLAHKU LUAR BIASA

TRI AHYANI : ALLAHKU LUAR BIASA

    Saat kembali ke desa adalah hal yang menyenangkan, aku bisa bertemu dengan teman-teman dan saudara-saudaraku. Seperti biasanya, Jumat malam kami semua tertidur dengan nyenyaknya. Sabtu pagi, 27 Mei 2006 pukul 05.30 WIB, kami bangun dan bersama suami serta anak kami yang masih berumur 6 bulan, kami berjalan-jalan melihat gunung Merapi. Akan tetapi, baru beberapa meter kami berjalan, tanah yang kami injak spontan bergoncang hebat, seperti ada binatang di bawah tanah yang bergerak dan seketika itu kami melihat rumah-rumah tetangga kami roboh. Aku hanya bisa berteriak, Yesus, tolong kami !! Tak beberapa lama kami kembali ke rumah dan bersyukur mertua dan keluarga kami selamat, meski rumah kami hancur.
    Setelah gema, aku ingin pulang ke rumah orang tuaku dan bersyukur mereka semua juga selamat. Kurang lebih pukul 10 pagi, banyak orang yang berteriak, "tsunamii...tsunami" Kami kembali takut dikejutkan teriakan-teriakan itu. Orang-orang berlarian, dan aku pun ikut berlari dengan anakku. Aku hanya sempat membawa kaleng susu tanpa dot dan air. Jauh aku berlari sampai akhirnya di tengah jalan aku tidak kuat lagi. Aku bersandar pada sebuah pohon waktu itu, sambil berdoa minta pertolongan Tuhan. Ternyata, doaku didengar..!!! Pada saat itu ada seorang laki-laki mengendarai motor dan menolongku menuju ke daerah pegununngan. Sampai di atas ternyata sudah ada banyak orang di sana.
    Sampai kurang lebih pukul tiga sore kami ada di gunung. Hingga pada akhirnya ada petugas yang menyatakan bahwa tidak ada tsunami. Kami semua diminta kembali pulang. Mendengar hal itu,  hatiku pun lega, tetapi waktu beranjak pulang aku tidak tahu jalan untuk pulang.  Bersyukur, setelah beberapa saat akhirnya aku kembali bertemu dengan suami dan orang tuaku.
    Sabtu malam, aku dan kelurgaku tidak berani tidur di rumah. Kami tidur di kebun dekat rumah kami, namun hujan deras mengguyur dengan lebatnya sehingga kami pindah di emper rumah. Minggu malam pun hujan deras masih turun dan gempa susulan pun masih terjadi. Kami yang masih trauma dengan kejadian gempa dikejutkan lagi oleh hujan abu dari Merapi Senin pagi.
    Puji Tuhan, Senin siang akhirnya aku dan keluarga dapat kembali ke Semarang dan kembali melayani di       RS. Panti Wilasa "Dr. Cipto". Semua karena Allahku yang memang luar biasa dan kasihNya nyata dalam hidup kami.

 

 

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 7 (JULI-SEPTEMBER 2006)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev KISAH DIBALIK BENCANA GEMPA YOGYAKARTA
Next SEHAT & BUGAR BERSAMA Diabetes

Tinggalkan Komentar